Jumat, 29 Maret 2024

Dugaan Pungli Pemakaman Jenazah Covid-19 Rp 16 Juta Muncul di Semarang, Sukarelawan: Kebangetan!

Murianews
Jumat, 6 Agustus 2021 09:10:00
Ilustrasi proses pemakaman korban Covid-19.(MURIANEWS/istimewa)
[caption id="attachment_223726" align="alignnone" width="750"] Tim relawan pemakaman Covid-19 saat menguburkan jenazah belum lama ini.(MURIANEWS)[/caption] MURIANEWS, Semarang – Dugaan pungutan liar (pungli) untuk pemakaman jenazah Covid-19 diduga terjadi di Kota Semarang. Tak tanggung-tanggung, pungli tersebut bahkan hingga Rp 16 juta. Besaran tersebut tentu menjadi pukulan berat bagi keluarga dan para sukarelawan di tengah pandemi. Apalagi, tim sukarelawan pemakaman Covid-19 Kota Lumpia itu tak pernah mematok harga sepeserpun. Lucky, kelompok sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Semarang mengatakan dugaan pungli sebesar Rp 16 juta itu diketahui setelah tim Ronggolawe mendapat keluhan dari keluarga korban. “Jadi awalnya ada yang mengaku diminta bayaran tinggi untuk pemakaman keluarganya yang terpapar Covid-19. Biayanya bisa mencapai Rp16 juta,” ujar Lucky seperti dikutip Solopos.com. Lucky mengaku tidak menyangka ada oknum yang tega memanfaatkan situasi tersebut untuk menarik keuntungan pribadi. Apalagi, dalam suasana keluarga pasien yang tengah berduka cita. “Saya enggak tahu, apakah yang mencari keuntungan itu dari sukarelawan atau jasa pemulasaran. Kalau sukarelawan kok tega banget. Itu yang sedang kami telusuri,” ujar Lucky. Ia pun berharap agar tidak ada lagi masyarakat yang dirugikan oleh pihak-pihak yang berusaha memanfaatkan situasi pandemi. Menurutnya, sebagai sukarelawan selama ini pihaknya tidak pernah mematok harga untuk pemulasaran maupun pemakaman jenazah pasien Covid-19. “Pemakaman yang dibantu sukarelawan itu gratis. Kalaupun harus keluar biaya, biasanya pemakaman di TPU yang dikelola warga. Itu pun keluarga hanya dibebani biaya seperti peti, batu nisan, dan lain-lain,” ungkapnya. “Kalau penggalian ada juga yang berbayar. Tapi biasanya enggak sampai Rp 3-5 juta. Ini kok sampai Rp 16 juta. Kebangetan,” tegas Lucky. Lucky mengaku selama ini turut terlibat dalam membantu penanganan jenazah Covid-19 di Kota Semarang, baik dari rumah sakit maupun yang meninggal saat isolasi mandiri (isoman) di rumah. Keluarga pasien meninggal di rumah sakit memang tidak dipungut biaya karena biasanya dimakamkan di TPU yang dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Sedangkan, pasien yang meninggal di rumah biasanya hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membeli peti dan penggalian di TPU setempat. Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali, mengaku tidak mengetahui informasi terkait dugaan pungli pemakaman jenazah Covid-19 itu. Selama ini, pihak Pemkot Semarang tidak pernah membebankan biaya kepada keluarga pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Meski demikian, jika praktik pungli itu benar-benar terjadi, Ali pun memastikan tidak terjadi di TPU yang dikelola Pemkot Semarang. Pemkot Semarang memiliki permakaman khusus bagi jenazah Covid-19 di TPU Jatisari, Kecamatan Mijen. “Dugaannya mungkin di permakaman yang dikelola warga. Kalau yang dikelola Pemkot tidak. Petugas kami tidak ada yang memungut biaya karena gratis,” tegasnya. Ali pun meminta kepada warga apabila ada keluarga yang meninggal karena Covid-19 agar dimakamkan di permakaman khusus Covid-19. “Lebih baik diarahkan ke TPU yang dikelola Pemkot karena kita sudah siapkan khusus untuk jenazah Covid-19. Kalau total TPU yang dikeloa Pemkot saat ini ada 16. Sedangkan yang dikelola warga sekitar 526 lokasi,” jelasnya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar