Kamis, 28 Maret 2024

Anjloknya Harga Cabai Merah di Pati Diduga Imbas Penyekatan PPKM

Cholis Anwar
Selasa, 3 Agustus 2021 14:20:58
Salah seorang pedagang di Pasar Bitingan Kudus menunjukkan cabai merah yang dijualnya. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_202937" align="alignleft" width="880"] Salah seorang pedagang menunjukkan cabai merah yang dijualnya. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Pati - Perpanjangan PPKM yang dilakukan oleh pemerintah pusat, ditengarai menjadi salah satu penyebab anjloknya harga cabai di tingkat petani Kabupaten Pati. Pasalnya, selama proses PPKM dilakukan penyekatan jalan yang berefek pada terlambatnya penyalurkan cabai hasil panen. Sebab, apabila mengalami keterlambatan, maka berisiko cabai menjadi busuk. Sementara ketika adanya penyekatan di beberapa titik di Jawa tengah, juga akan berdampak terhadap pendistribusian cabai ini. Hal ini diakui oleh Wario yang merupakan petani cabai Desa Sidorejo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati. Dirinya mendapatkan informasi tersebut dari para pengepul maupun suplier. Apalagi, cabai miliknya tersebut sering dikirim ke luar Jawa. “Ada penyekatan mungkin. Kan enggak bisa kirim ke luar Jawa. Gini seumpama cabai dikirim malam ini, harus sampai malam ini juga, kalau tidak ya bisa busuk. Tapi penyebab pastinya enggak tahu," katanya, Selasa (3/8/2021). Dengan kondisi tersebut, pihaknya pun terpaksa tidak memanen cabai di ladangnya. Sebab, apabila dipanen, harganya yang hanya Rp 5.000 per kilogram, belum mampu mengembalikan ongkos produksi. Wario menambahkan, untuk satu hektare lahan, setidaknya membutuhkan 40 ribu bibit cabai merah. Kemudian setelah 70 hari, cabai sudah dipanen secara berangsur. Sebab, pada masa itu cabai tidak semuanya langsung dipanen, lantaran masih ada cabai yang usianya cukup muda. “Cabai itu kan panennya berangsur, tidak seperti panen bawang merah. Proses pemetikan hanya diambil yang sudah berwarna merah. Untuk satu batang pohon, biasanya sudah ada yang merah dan masih ada yang hijau atau masih muda. Yang masih muda ditinggal dulu, yang merah di panen,” imbuhnya. Baca: Harga Cabai Merah di Pati Terjun Bebas, Petani Sampai Ogah Panen Karena cuaca tidak menentu lantaran musim panas masih terjadi hujan, cabai yang di budidayakannya pun mengalami banyak gangguan hama. Seperti hama lalat buah dan ulat. Sehingga, dari 40 ribu tanaman cabai, yang layak panen hanya 20 ribuan pohon. “Yang parah itu ulat buah, karena menggerogoti dari dalam. Kalau tampak luar, cabai terlihat mulus, tapi di dalamnya busuk. Ya, karena ada ulat buah tadi,” terangnya. Dengan anjloknya harga cabai ini, Wario berharap agar pemerintah dapat menyetabilkan harga. Selain itu, Covid-19 juga segera selesai sehingga tidak ada lagi PPKM dan penyekatan jalan.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar