Kamis, 28 Maret 2024

Di Grobogan Ganjar Temukan Biang Sengkarut Data Vaksin Hingga Membuat Droping Telat

Dani Agus
Selasa, 3 Agustus 2021 14:06:18
Gubernur Ganjar Pranowo melihat proses input data vaksinasi di Grobogan. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_231640" align="alignleft" width="880"] Gubernur Ganjar Pranowo melihat proses input data vaksinasi di Grobogan. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Grobogan – Sejumlah bupati/wali kota di Jawa Tengah mengeluhkan droping vaksin Covid-19, salah satunya di Kabupaten Grobogan. Namun data pemerintah pusat melalui aplikasi Smile menunjukkan daerah-daerah yang protes itu masih mempunyai stok vaksin. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun melakukan penelusuran, dan menemukan penyebabnya. Selasa (3/8/2021) hari ini, Ganjar meninjau vaksinasi di Desa Wolo, Grobogan. Di sini Ganjar menemukan titik persoalannya. Ternyata, setiap vaksinasi, semua data diinput secara langsung melalui aplikasi Pcare. Baru setelah itu, data diinput melalui aplikasi Smile. Ganjar pun bertanya ke petugas kenapa tidak langsung ke aplikasi Smile, Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, Slamet Widodo menjelaskan bahwa inputing data ke aplikasi Smile membutuhkan waktu yang lama. Sehingga data baru diinput setelah direkap dari aplikasi Pcare. "Itu butuh waktu lama pak, kami tiap hari kalau vaksinasi sudah langsung input ke aplikasi Pcare," jelasnya. Dari situlah Ganjar menemukan titik persoalan. Bahwa sebenarnya ada ketidakcocokan data antara pemerintah pusat dengan daerah. Pemerintah pusat melihat stok masih banyak, karena inputing data ke aplikasi Smile belum sempurna. "Saya hanya mau meluruskan saja, karena Kemarin saat saya sampaikan ke pusat, hampir seluruh kabupaten protes. Lho kami sudah menyuntikkan banyak, dan sudah habis, kok datanya seolah-olah kami masih nyimpan stok. Ini Bu Bupati Grobogan juga komplain, makanya langsung saya cek," katanya. Ternyata lanjut dia, ada dua sistem yang perlu dikoreksi. Pertama Pcare, yakni aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data setelah orang divaksin. Setiap yang datang, divaksin langsung diinput. "Ini (Pcare) sebenarnya adalah data paling riil. Sementara pusat yang dipakai acuan data dari aplikasi Smile. Ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke aplikasi Smile, mulai disuntik, direkap di aplikasi Pcare, baru dilaporkan. Lha ini kalau belum diinput di Smile, maka dibaca dan dianggap stok masih banyak," terangnya. Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar mengusulkan agar ada integrasi data. Ganjar meminta pemerintah pusat untuk juga melihat proses vaksinasi di aplikasi Pcare. "Karena itu lebih realtime. Nanti kami evaluasi dengan Dinkes dan akan kami usulkan. Kebetulan pak Menkes tadi telpon, jadi sekaligus kami umumkan," tegasnya. Ganjar berharap ke depan tak lagi ada ribut-ribut soal perbedaan data. Yang perlu diributkan saat ini adalah seberapa cepat warga divaksin. "Biar energinya tidak dibuang untuk perdebatan yang tidak penting lagi, karena kita bisa memperbaiki itu," pungkasnya.   Reporter: Dani Agus Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar