Jumat, 29 Maret 2024

Pilu! Bocah SD di Sragen Syok Usai Kehilangan Ayah dan Ibu Akibat Covid-19

Murianews
Sabtu, 31 Juli 2021 14:16:26
Ilustrasi klaster Covid-19 di lingkungan keluarga. (Freepik)
[caption id="attachment_198673" align="alignleft" width="869"] Ilustrasi klaster Covid-19 di lingkungan keluarga. (Freepik)[/caption] MURIANEWS, Sragen – Pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air memang membawa duka mendalam bagi warga Indonesia. Tak terkecuali Rahmad Dian Angasta, warga Kampung Sido Mulyo, Kecamatan Sragen Wetan, Kabupaten Sragen. Bocah SD berusia 11 tahun itu, kini menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibunya meninggal dunia usai berperang melawan Covid-19. Keduanya harus menghadap ilahi setelah mendapat perawatan medis beberapa hari di rumah sakit. Dikutip dari Solopos.com, Sabtu (31/7/2021), kedua orang tua Rahmad sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah terkonfirmasi positif corona. Rahmad sendiri menjalani isolasi di Technopark setelah terkonfirmasi positif corona tanpa gejala. Saat Rahmad menjalani isolasi di Technopark itulah, kedua orang tua Rahmad meninggal dunia. “Bapak dan ibunya meninggal dunia beberapa waktu lalu di rumah sakit. Jadi di sana [Technopark] dia sendirian. Begitu keluar dia dijemput kakaknya yang telah berkeluarga,” ujar Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Yuniarti. Selama menjalani masa isolasi di Technopark Ganesha Sukowati, Rahmad belum diberi tahu bila kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Sepulang menjalani isolasi di Techhnopark, Rahmad lalu diajak kakaknya nyekar ke makam. Saat itulah, kakaknya berterus terang bila dua pusara di hadapannya merupakan makam orang tua mereka. “Dia masih syok seperti belum menerima kenyataan bila kedua orang tuanya telah tiada. Dia bahkan punya angan-angan bila kedua orang tuanya akan kembali,” ujar Yuniarti. Tim dari Pemkab Sragen sempat mendatangi rumah Rahmad. Akan tetapi, Rahmad enggan menemui tim. Rahmad memilih termenung di kamar. Ia masih belum bisa menerima kenyataan bila kedua orang tuanya meninggal dunia akibat ganasnya Covid-19. “Ketika tim dari kami datang, dia tidak mau menemui. Jadi, kami hanya mengobrol bersama kakaknya,” papar Yuni. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengaku sudah menerjunkan tim untuk mengecek kondisi sang anak. “Saya minta dicek itu nanti sekolahnya bagaimana, di mana dan sebagainya. Kami bisa memberikan biaya sekolah yang gratis dari jenjang SD hingga SMA. Sekarang anak ini ikut tinggal di rumah kakaknya karena kedua orang tuanya telah tiada,” papar Bupati   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar