Jumat, 29 Maret 2024

Dulu, Orang Mau Sowan Bupati Kudus Kumpul di Taman Bojana

Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 31 Juli 2021 10:57:08
Suasana Alun-Alun dan pendapa Kudus yang diperkirakan tahun 1963. (Istimewa)
[caption id="attachment_231143" align="alignleft" width="880"] Suasana Alun-Alun dan pendapa Kudus yang diperkirakan tahun 1963. (Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Taman Bojana Kudus yang kini menjadi pusat kuliner di jantung kota Kudus, dulunya merupakan sebuah ruang publik yang digunakan untuk berbagai kepentingan masyarakat. Bahkan dulu ada kebiasaan orang yang mau sowan (menghadap) bupati Kudus harus kumpul dulu di tempat ini. Hal ini dituturkan oleh pemerhati sejarah dari IAIN Kudus Moh Rosyid. Fungsi ruang publik Taman Bojana ini terlihat dari digunakannya tempat itu untuk berbagai kegiatan mulai dari tempat menonton film perjuangan. Tempat briefing personel Kodim Kudus saat itu, dan juga sebagai tempat pendidikan Sekolah Tinggi Ekonomi Kudus (STEK) pada 1977 silam. "Dulu itu kalau masyarakat mau bertemu dengan bupati Kudus itu harus berkumpul di Taman Bojana. Saya lupa itu era bupati siapa, tapi memang seperti itu faktanya," katanya, Sabtu (31/7/2021). [caption id="attachment_231144" align="alignleft" width="880"] Kawasan Taman Bojana Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] Menurutnya, hal itu pertanda bahwa Taman Bojana Kudus dulunya merupakan media antara masyarakat dengan bupati. Dia mencermati kondisi yang berbeda di era sekarang ini. Dia berpendapat keberadaan Taman Bojana saat ini hanya difungsikan sebagai sentra ekonomi semata. Bahkan tak hanya di Taman Bojana. Dia menilai jantung kota Kudus keseluruhannya hanya berfokus pada aspek ekonomi. "Kalau berbicara soal Alun-Alun Simpang Tujuh benar itu area publik. Tapi coba lihat yang lainnya di kawasan situ. Mulai Taman Bojana, mal Ramayana, toko sepatu, toko sepeda, semuanya berfokus di aspek ekonomi semata," ujarnya. Baca: Kilas Balik Taman Bojana Kudus, dari Gedung Nasional Hingga Bioskop Ia pun mendorong fungsi ini dikembalikan seperti semula, bukan hanya sekadar sebagai tempat perekonomian. Dia membandingkan dengan kondisi Kudus tempo dulu dimana saat itu jantung kota merupakan tempat kegiatan publik. Sedangkan pusat perekonomian di zamannya tak hanya dipusatkan di jantung kota saja, melainkan juga di kawasan kecamatan dan beberapa desa. Moh Rosyid menilai mengembalikan Taman Bojana menjadi area publik merupakan hal yang penting. Sehingga pusat kota tidak hanya berorientasi soal ekonomi saja. "Misalnya nih Taman Bojana dibuat sebagai tempat masyarakat latihan pencak silat atau latihan drumband. Kemudian diberi taman-taman kan bagus. Agar tidak terkesan ekonomi terus menerus yang diutamakan," harapnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar