Selasa, 19 Maret 2024

Kisah Indra Rudiansyah, WNI yang Turut Andil Pengembangan Vaksin Astra Zeneca

Anggara Jiwandhana
Kamis, 29 Juli 2021 19:00:05
Indra Rudiansyah. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
  [caption id="attachment_230917" align="alignleft" width="880"] Indra Rudiansyah. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Indra Rudiansyah, atau kerap disapa Indra, merupakan warga Indonesia menempuh pendidikan di Jenner Institute, Nuffield Department of Clinical Medicine, University of Oxford, Inggris Raya. Namanya jadi tenar karena belakangan diketahui jika dia menjadi salah satu peneliti yang terlibat secara langsung dalam pengembangan vaksin Covid-19 jenis Astra Zeneca atau kerap disebut AZ. Dalam acara bincang media yang dilakukannya bersama sejumlah awak media via zoom meeting, Kamis (29/7/2021), Indra menceritakan awal mula pengalamannya terjun dalam pengembangan vaksin AZ di Inggris raya tersebut. “Bisa dibilang kontribusi saya kecil, namun saya tetap bersyukur bisa bergabung dan berkontribusi dalam pembuatan vaksin AZ ini,” kata Indra. Indra sendiri menceritakan jika sebelum tergabung dalam pembuatan vaksin AZ, dia sudah berada terlebih dahulu di kelompok yang bertugas meneliti vaksin malaria. Kemudian munculah sebuah penelitian tentang vaksin Covid-19. Para peneliti senior saat itu, kata dia, sudah menemukan beberapa kandidat untuk dikembangkan menjadi vaksin. Kemudian dibukalah pendaftaran untuk Clinical trial. Di mana saat itu dibutuhkan banyak orang untuk membantu penelitian. “Kemudian saya mendaftar dan akhirnya lolos. Kemudian saya diberikan job desk untuk membantu monitoring respon saat uji klinis,” kata Alumni Beswan Djarum dari program Djarum Beasiswa Plus angkatan 2011/2012 tersebut. Setelah dilakukan uji klinis, kata dia, vaksin AZ kemudian diproduksi dengan skala besar di pabrik. Indra pun menceritakan jika pengolahan vaksin AZ tidak hanya dilakukan di Inggris saja. Melainkan di sejumlah negara dengan pemantauan yang ketat. Dalam perjalanannya, vaksin AZ kini telah didistribusikan ke banyak negara. Termasuk di antaranya Indonesia. Indra pun mengatakan jika dropping vaksin AZ di Indonesia memang terbilang sedikit. Oleh karena itu pihaknya berharap dosis yang sedikit itu benar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, terlepas dari banyaknya kabar bohong yang menyelimuti vaksin tersebut. “Sama seperti obat, vaksin memiliki efek samping. Hasil dari pertimbangnya antara risiko dan keuntungan dari vaksin diperhitungkan. Ketika itu lebih banyak keuntungannya, maka akan dipakai,” jelas dia. Indra pun mengungkapkan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah pelaksanaan vaksinasi adalah hal yang lumrah. Nyeri di sisi penyuntikan, kelelahan, sakit kepala, mual adalah efek samping yang umum. “Jika setelah menerima vaksin AZ mengalami gejala tersebut, tidak perlu panik selama efek samping dirasakan sampai tujuh hari pascavaksin,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar