Kamis, 28 Maret 2024

Datang ke Klaten, Ketua Satgas Covid-19 Beberkan Faktor Tingginya Angka Kematian di Jateng

Murianews
Rabu, 28 Juli 2021 18:55:05
Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, mengecek tempat isolasi terpusat di GOR Gelarsena Klaten, Rabu (28/7/2021). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)
[caption id="attachment_230744" align="alignleft" width="880"] Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, mengecek tempat isolasi terpusat di GOR Gelarsena Klaten, Rabu (28/7/2021). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)[/caption] MURIANEWS, Klaten – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Ganip Warsito, mengunjungi sejumlah tempat penanganan Covid-19 di Klaten, Rabu (28/7/2021). Dalam kunjungan tersebut, Ganip mengecek GOR Gelarsena yang menjadi salah satu tempat isolasi terpusat tingkat kabupaten. Sebelumnya, ia mengecek posko PPKM di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten. Dia mengatakan Jawa Tengah, Soloraya, serta Yogyakarta butuh perhatian khusus menyusul angka kematian akibat Covid-19 masih cukup tinggi. “Kasus Covid-19 nasional yang melonjak secara eksponensial pada Mei perlahan mulai bisa dikendalikan laju penularannya. Walaupun kami masih mencatat untuk Soloraya dan Yogyakarta menunjukkan angka tingkat kematian cukup tinggi. Ini semua menjadi evaluasi kami apa yang harus dikerjakan,” kata Ganip di sela kunjungannya di GOR Gelarsena seperti dikutip dari Solopos.com. Ganip mengatakan angka kematian di Jawa Tengah (Jateng) yang cukup tinggi perlu diurai. Setelah dievaluasi banyak faktor yang menyebabkan angka kematian akibat Covid-19. “Mungkin penanganan di hulu dan hilir harus benar. Masyarakat Jateng ini tingkat harapan hidup sudah tinggi. Yang meninggal dunia itu sudah banyak yang sepuh. Perlu treatment khusus. Selain itu ada komorbid. Kemudian capacity response rumah sakit. Ini yang saya katakan, sudah tambah ICU dan HCU untuk menangani hal-hal yang menjadi perhatian,” kata dia. Ganip mengatakan pola penanganan di tingkat hulu dan hilir harus kolaboratif. Ganip menguraikan posko PPKM di tingkat desa/kelurahan menjadi garda terdepan yang melaksanakan empat fungsi yakni pencegahan, pembinaan, penanganan, dan dukungan. “Saya melihat di salah satu desa empat fungsi sudah dilaksanakan dan dikerjakan oleh unsur posko dengan sangat baik. Karena di desa itu puncak tertinggi ada 200 kasus. Kemudian dilakukan penanganan sampai saat ini menurun menjadi sekitar 16 kasus. Ini menunjukkan kinerja sudah bagus,” ungkap dia. Pada Senin (26/7/2021), Satgas Penanganan Covid-19 Klaten mengumumkan ada 76 pasien Covid-19 meninggal dunia. Sementara, pada Selasa (27/7/2021), satgas mengumumkan ada 42 pasien Covid-19 meninggal dunia. Angka kumulatif kasus Covid-19 di Klaten per Selasa yakni 28.016 orang dengan jumlah pasien sembuh 22.256 orang, meninggal dunia 1.966 orang, dan masih menjalani isolasi/dirawat di rumah sakit 3.794 orang. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan penanganan di tingkat hulu sudah dilakukan. Salah satunya dengan membuat tempat isolasi terpusat yang tersebar ke berbagai lokasi. Dari data yang dihimpun, jumlah total kapasitas tempat tidur di tempat isolasi terpusat sebanyak 914 tempat tidur dan kini terisi sekitar 400 pasien. Pasien tanpa gejala atau bergejala ringan ditempatkan ke tempat isolasi terpusat dimaksudkan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan memisahkan antara orang yang terkonfirmasi dengan yang tidak. Soal fasilitas yang disiapkan di tempat isolasi terpusat GOR, Cahyono menuturkan ada makan yang disediakan tiga kali dalam sehari. Di sela-sela itu, ada extra fooding. “Kemudian kami agendakan obat-obatan dan mutlvitamin. Kami agendakan ada kegiatan senam bersama kemudian siraman rohani dan konsultasi masalah keimanan. Oksigen juga kami siapkan,” jelas dia. Soal penanganan di rumah sakit, Cahyono menuturkan kapasitas tempat tidur rumah sakit terus ditambah. Disinggung tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit, Cahyono menjelaskan sudah mulai terurai meski dia mengakui tingkat keterisian masih sekitar 90 persen. “BOR masih cukup tinggi. Namun, pantauan kami retensi sudah berkurang. Sudah tidak ada lagi antrean-antrean di IGD. Sudah berkurang banyak,” kata dia.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar