Jumat, 29 Maret 2024

Sepi saat PPKM, Warung Kopi di Solo Ini Viral Gara-Gara Pasang Spanduk ’Senggol’ Aparat

Murianews
Jumat, 23 Juli 2021 15:45:26
MMT ajakan pegawai pemerintahan membantu para pengusaha di Loji Lawas dan Loji Kopi pada Jumat (23/7/2021). (Istimewa/Loji Kopi)
[caption id="attachment_229749" align="alignleft" width="725"] MMT ajakan pegawai pemerintahan membantu para pengusaha di Loji Lawas dan Loji Kopi pada Jumat (23/7/2021). (Istimewa/Loji Kopi)[/caption] MURIANEWS, Solo — Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah memang membuat banyak sektor terdampak, khususnya di bidang kuliner. Salah satunya adalah Loji Lawas dan Loji Kopi, Laweyan, Solo. Karena sepi pembeli, pengelola warung memasang spanduk dengan tulisan Bapak Ibu Aparat Kita Sudah Beberapa Hari Tidak Ada Yang Beli Lho, Tolong Dong Kasih Contoh Take Away Di sini. Gara-gara tulisan tersebut, Loji Lawas dan Loji Kopi viral dan jadi bahan omongan netizen ataupun warga Solo. Barista Loji Lawas dan Loji Kopi, Totok Daryanto seperti Solopos.com, Jumat (23/7/2021) siang, mengatakan tulisan itu dipasang pengelola warung kopi di Solo itu sejak tiga terakhir. Hal itu menyusul Loji Kopi dan Loji Lawas selama PPKM Darurat sering kali tidak ada pengunjung yang datang. “Dalam seminggu, 4-5 hari tidak ada pembeli sama sekali. Sebelum PPKM, ada pengunjung meskipun tidak banyak tetap ada income. Selama PPKM hampir tidak ada omzet sama sekali,” papar Totok. Padahal, pemilik usaha masih memikirkan gaji karyawan, sewa tempat, listrik, dan air. Lalu, banyak bahan baku makanan yang basi karena tidak laku. Kemudian, pengelola toko ragu untuk membeli bahan baku karena khawatir basi. “Kami memasang [mmt] itu, mohon maaf, aparat dan pegawai pemerintahan masih memiliki gaji, bukan gaji dari usaha sendiri. Bolehlah take away kasih contoh, ikut juga membantu,” imbuh Totok. Ia menambahkan tidak mengkhusukan para aparat berbelanja di Loji Lawas atau Loji Kopi. Namun, secara umum masih banyak tempat usaha yang mengalami hal serupa. “Ada rekan saya yang harus bekerja sepekan sekali, padahal gaji ikut jumlah masuk. Kami memahami owner juga terdesak,” imbuh Totok. Ia mengaku setelah banner terpasang, ada beberapa petugas yang berkunjung ke Loji Kopi. Ia menambahkan para karyawan Loji Kopi lebih beruntung karena tetap masuk seperti biasa. Tidak ada penjadwalan masuk untuk sembilan karyawan. Totok berharap para pegawai dapat membantu pedagang yang terdampak sehingga dapat membantu perekonomian.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar