Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Dua Ribu Orang di eks-Karesidenan Pati Gadaikan Emas hingga Elektronik Selama PPKM Darurat

Para nasabah melakukan transaksi di Kantor Pegadaian Cabang Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)

MURIANEWS, Kudus – Jumlah nasabah baru PT Pegadaian Persero area mengalami peningkatan yang cukup banyak di masa PPKM Darurat. Diketahui Pegadaian Area Pati meliputi wilayah eks-Karesidenan Pati yakni Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Grobogan, dan Kabupaten Demak.

Hal ini diakui Marketing Executive PT Pegadaian Area Pati Mohammad Jalu. Menurutnya, jumlah nasabah baru di wilayah kerjanya mencapai dua ribuan orang.

“Ada peningkatan, karena yang dulunya tidak pernah gadai sekarang jadi gadai. Karena mungkin terdesak, penambahannya keseluruhan area Pati itu bisa seribu sampai dua ribu nasabah baru,” katanya.

Di wilayah ini jumlah nasabahnya kini bertambah menjadi 340.000 orang. Menurutnya, peningkatan tersebut yang cukup banyak terjadi di wilayah industri seperti Kudus hingga Jepara. Sedangkan, untuk wilayah seperti Rembang mengalami penurunan.

“Keseluruhan ada kenaikan, tapi beberapa tempat seperti Rembang yang usahanya nelayan itu memang mengalami penurunan.  Kalau di Kudus sendiri ada enam unit kantor pegadaian, yang mengalami peningkatan nasabah baru antara 100-120 nasabah,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menyebut, peningkatan tersebut terjadi lantaran saat ini banyak yang butuh modal untuk kelangsungan usahanya atau memenuhi kebutuhan di masa pandemi. Banyak juga masyarakat yang membutuhkan dana cair lebih cepat, dan bungannya pun tidak terlalu banyak.

“Yang dulu tidak pernah gadai butuh dana cepat,  akhirnya datang ke Pegadaian. Karena Pegadaian bisa cair cepat 15 menit dengan membawa barang gadai. Jadi itu yang menyimpulkan di Pegadaian masih tetap ramai dan kebanyakan butuh modal cepat, kalau bunganya 0,75-1, 1 persen per 15 hari,” jelasnya.

Nasabah yang datang, kebanyakan menggadaikan sejumlah barang berharga. Seperti emas, kendaraan, hingga barang-barang elektronik. “Secara umum itu, tapi kebanyakan emas atau kendaraan,” ucapnya.

Meski demikian, lanjut dia, kondisi saat ini untuk penyaluran uang pinjaman untuk nasabah cenderung mengalami penurunan. Sebab, nasabah banyak yang tidak memaksimalkan angka gadai dari barang jaminan.

“Karena mereka lebih realistis mengambil pinjaman sesuai kebutuhan dan sesuai kemampuan angsuran. Kalau dulu itu misal nilai barangnya Rp 10 juta, mintanya Rp 10 juta, bahkan ada yang minta dilebihkan lagi,” imbuhnya.

 

Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.