Kamis, 28 Maret 2024

Meski PPKM, Perajin Pisau di Kudus Kewalahan Tangani Pesanan Jelang Idul Kurban

Yuda Auliya Rahman
Kamis, 15 Juli 2021 14:54:14
Proses pembuatan pisau di Desa Hadipolo, Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_228282" align="alignleft" width="880"] Proses pembuatan pisau di Desa Hadipolo, Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Hari Raya Iduladha menjadi momen bagi para perajin pisau di sentra pandai besi Kudus. Meski kini masih dalam PPKM Darurat, pesanan tetap mengalir. Bahkan para perajin mengaku sampai kewalahan menangani pesanan. Seperti yang dialami Solikin (55), perajin pisau di Desa Hadipolo RT 3 RW 1 Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. "Menjelang Iduladha ini, permintaan pisau sangat banyak," katanya, Kamis (15/7/2021). Bahkan, pemesan rela mengantre untuk bisa memperoleh pisau. Banyaknya orderan tersebut sudah dirasakan setelah hari Raya Idulfitri lalu. "Mau tidak mau ya harus antre, karena karyawan juga terbatas. Ada enam orang, proses pembuatanya juga manual. Jadi harus menunggu," ungkap pemilik brand pisau Pak Kumis itu. Dalam sehari dirinya pun mampu menjual 42 kodi atau 840 buah pisau dengan berbagai ukuran. Baik pisau kecil, sedang, ataupun pisau ukuran besar. Pesanan pisau pun tidak hanya dari lokal Kudus, melainkan ada yang dari luar daerah, seperti Demak, Pati, Jakarta, Semarang, Surabaya, hingga Kalimantan. "Barangnya kami bagi rata, satu orang itu saya jatah tujuh kodi," ucapnya. Sementara, untuk harga pisau yang dijualnya kini juga tergolong naik hampir 50 persen. Lantaran bahan baku pisaunya juga mengalami kenaikan. "Kami menyesuaikan bahan baku. Sekarang pisau kecil Rp 50 ribu per kodi yang awalnya Rp 35 ribu. Ukuran sedang sekarang Rp 75 ribu yang awalnya Rp 55 ribu, dan yang besar itu sekarang Rp 90 ribu dulunya Rp 60 ribu," imbuhnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar