Cegah Traumatik Masyarakat, PWI dan MUI Jateng Serukan Pemberitaan Covid-19 Bernarasi Positif

MURIANEWS, Semarang – Pandemi Covid-19 yang terus mengalami lonjakan kasus positif menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Bahkan, hampir setiap hari mereka dihantui oleh kabar duka dengan pemakaman protokol kesehatan. Belum lagi banyak rumah sakit yang menolak pasien lantasan kondisinya penuh dan kekurangan banyak oksigen.
Kondisi ini harus disikapi secara bijak oleh semua pihak, termasuk media yang menjadi alur informasi utama masyarakat. Apabila media memberitakan dengan narasi negative, tentu akan menjadi rematik tersendiri bagi masyarakat.
Karena itu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyerukan bersama agar dalam pemberitaan Covid-19 media massa dan media sosial penonjolan narasi positif.
Tujuannya adalah agar masyarakat terjauhkan dari traumatika berkepanjangan di tengah kondisi Covid-19 yang masih mengganas.
Seruan bersama tersebut ditandatangani oleh Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS dan Ketua Umum MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, di Studio TVKU, Senin (12/7/2021).
Usai penandatanganan naskah seruan bersama, dilanjutkan webinar bertema Urgensi Bernarasi Positif dalam Pemberitaan Media di tengah Kondisi Covid-19.
Ketua Komisi Infokom MUI Jawa Tengah H Isdiyanto Isman yang membacakan naskah seruan bersama menegaskan, ada empat butir Seruan.
Pertama, PWI Jateng dan MUI Jateng mengajak media massa dan media sosial untuk tidak mem-blow up berita dan informasi seputar perkembangan kondisi Covid-19 dengan narasi-narasi yang berpotensi memunculkan trauma di kalangan masyarakat.
“Sudah saatnya berita dan informasi, dikonstruksikan menjadi berita dan informasi yang mampu membangun rasa optimisme masyarakat dalam menghadapi pandemi,” katanya.
Kedua, berita adalah konstruksi dari peristiwa. Maka dalam mengemas perkembangan seputar Covid-19 media massa diingatkan agar menggunakan nurani tertingginya, sehingga berita yang tersaji tidak menimbulkan rasa trauma masyarakat. Melainkan justru sebaliknya mampu membangkitkan semangat dan optimisme masyarakat untuk melawan pandemi.
“Ketiga, media massa dan media sosial diharapkan benar-benar menghindari hoaks dalam sajian informasinya terkait perkembangan pandemi, agar tidak menimbulkan keguncangan dan kegaduhan di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Keempat, tokoh masyarakat dan tokoh agama agar aktif membantu sosialisasi terkait pentingnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19.
“Hal yang melatari seruan bersama, mengingat angka warga Jawa Tengah yang positif terpapar Covid 19 kian meninggi. Sebanyak 25 daerah di provinsi ini dinyatakan sebagai zona merah Covid-19. Segaris dengan itu, eskalasi jumlah korban meninggal maupun yang terpapar baru, semakin menajam pula,” tegasnya.
Oleh karenanya, PWI Jateng dan MUI Jateng berharap saatnya dibangun rasa optimisme masyarakat untuk melawan Covid-19. Salah satu salurannya lewat informasi dan pemberitaan yang bernarasi positif, baik di ranah media massa, media sosial, maupun saluran komunikasi yang lain.
“Tujuannya agar masyarakat tidak merasa terus menerus terteror oleh situasi dan keadaan maupun oleh informasi di media massa dan media sosial,” tambahnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi