Jumat, 29 Maret 2024

418 Kasus TBC Ditemukan di Kudus Enam Bulan Terakhir

Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 9 Juli 2021 19:55:26
Nuryanto, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_227350" align="alignleft" width="880"] Nuryanto, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Temuan kasus TBC (Tuberkulosis) di Kabupaten Kudus pada semester awal tahun 2021 ini ada 418 kasus. Jumlah itu terhitung dari Januari hingga Juni 2021. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat ratusan kasus TBC itu terdiri dari TB sensitif obat sebanyak 386 kasus, dan TB resistan obat sejumlah 32 kasus. "Saat ini jumlah total yang meninggal ada 11 orang. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan yang menangani kasus TBC. Karena jumlah penderita yang meninggal mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun lalu yakni sejumlah tujuh kasus kematian akibat TBC," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus Nuryanto, Jumat (9/7/2021). Jika melihat ke belakang, di tahun 2020 lalu temuan kasus TB sensitif obat ada 1.076 kasus, dan TB resistan obat ada 48 kasus. Sehingga totalnya ada 1.124 kasus. Kemudian jumlah kasus meninggal sejumlah tujuh kasus. Menurut Nuryanto permasalahan TBC juga perlu perhatian. Sebab, TBC juga penyakit serius. Tingkat penularannya juga tinggi. Terlebih menurut dia pada kasus TB resistan obat atau Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) bisa menular lewat air bone (udara) jika tidak memakai masker. "Untuk kasus MDR TB ini penanganan pasien juga dilakukan dengan prokes ketat. Mereka yang mengidap MDR TB itu biasanya tidak teratur menjalani pengobatan," ungkapnya. Baca: Kasus Kematian Akibat TBC di Kudus Meningkat, Rata-Rata Juga Terpapar Corona Ditanya soal upaya penanganan TBC di Kudus, Nuryanto menyebut pihaknya akan mengupayakan tracking secara masif dengan memeriksa sampel dahak keluarga pasien. Termasuk juga melakukan pemeriksaan di lingkungan sekitar pengidap TBC itu. Sejauh ini, sampel dahak dari penderita TBC dites menggunakan alat bernama Tes Cepat Molekuler (TCM). Alat tersebut saat ini tersedia di Puskesmas Kaliwungu dan RSUD Loekmono Hadi Kudus. "Saran saya masyarakat yang mengalami gejala TBC agar periksa ke fasilitas kesehatan terdekat yang ada di wilayah masing-masing," imbuhnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

TAG

Komentar