Jumat, 29 Maret 2024

Memilukan! Ibu dan Dua Anak di Sukoharjo Meninggal dalam Tiga Hari karena Corona

Murianews
Selasa, 6 Juli 2021 16:34:30
Ilustrasi klaster Covid-19 di lingkungan keluarga. (Freepik)
[caption id="attachment_198673" align="alignleft" width="869"] Ilustrasi klaster Covid-19 di lingkungan keluarga. (Freepik)[/caption] MURIANEWS, Sukoharjo — Kisah memilukan datang dari satu keluarga di Dukuh Pandangrangkang RT 3 RW 1 Desa Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Tiga orang dalam satu keluarga yakni ibu dan kedua anaknya meninggal dunia setelah berjuang melawan virus corona. Ketiganya meninggal hampir bersamaan. Sang ibu yang diketahui bernama Neni (57) meninggal terlebih dahulu pada Kamis (1/7/2021). Sedangkan dua anaknya, bernama Furqon (20) dan Lufti (23) meninggal bersamaan selang tiga hari, pada tanggal 4 Juli. Sementara sang ayah saat ini masih mendapat perawatan di rumah sakit. Dikutip dari Solopos.com, Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Tawangsari Joko Windarto menceritakan, kisah memilukan satu anggota keluarga ini berawal saat kedua putra touring bersama teman-teman ke kawasan wisata Bromo. Setelah dari perjalanan tersebut, sang ibu yakni Neni (57) mengalami demam, batuk, dan pilek. Kemudian dilakukan swab antigen terhadap yang bersangkutan dan terkonfirmasi hasil positif. Satgas Covid-19 selanjutnya melakukan tracing terhadap kontak erat di lini pertama, yakni keluarga satu tempat tinggal. Dari hasil tracing diketahui tiga anggota keluarga terdiri atas bapak, dan dua anak terkonfirmasi positif Covid-19. Keluarga tersebut lantas melakukan isolasi mandiri. “Saat isolasi mandiri ini berjalan Ibu Neni tanggal 1 Juli meninggal dunia di rumah. Ibu Neni ini memiliki penyakit komorbid paru-paru,” kata Joko, Selasa (6/7/2021). Seusai ibu meninggal dunia, Joko mengatakan tiga anggota keluarga lainnya tetap memilih isolasi mandiri di rumah. Meskipun Satgas Covid-19 telah meminta anggota keluarga tersebut dirawat di rumah sakit lantaran semuanya memiliki penyakit penyerta. Hingga pada 4 Juli, anak bungsu bernama Furqon (20) meninggal dunia di pagi hari saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Furqon meninggal dunia lantaran memiliki penyakit bawaan jantung. “Ada kasus dua meninggal di rumah ini, satgas covid akhirnya memaksa dua anggota keluarga lagi yakni kakak Furqon bernama Lufti (23) dan ayahnya untuk dibawa ke rumah sakit rujukan,” katanya. Namun nahas, sang kakak meninggal dunia saat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit rujukan Covid-19. Sang kakak meninggal di hari yang sama dengan adiknya. Sementara untuk kepala keluarga tersebut hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit. “Kondisinya baik,” tuturnya. Joko meminta warga selalu tertib dan patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes) seperti menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, kurangi mobilitas dan rajin mencuci tangan. Harapannya agar ke depan tidak ada lagi korban Covid-19. “Tolonglah bantu pemerintah dengan tertib dan menaati aturan yang ada. Ini semua demi tujuan yang baik agar kita bisa segera terbebas dari covid.”   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar