Kamis, 28 Maret 2024

Harga Oksigen Medis Tembus Rp 2 Juta, Gubernur Jateng Didesak Turun Tangan

Murianews
Jumat, 2 Juli 2021 14:48:16
Petugas memeriksa pipa saluran oksigen yang terdapat di RS Aisyiyah Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_224621" align="alignleft" width="1280"] Petugas memeriksa pipa saluran oksigen yang akan digunakan pasien. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Semarang – DPRD Jateng mendesak pemprov setempat turun ke lapangan untuk mengatasi kenaikan harga oksigen medis yang melonjak hingga dua kali lipat. Kenaikan ini di antaranya terjadi di Kabupaten Brebes dan Kota/Kabupaten Tegal. Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jateng Wahyudin Noor Aly mengatakan pihaknya sempat melakukan pantauan lapangan di kabupaten/kota tersebut. Hasilnya, harga tabung oksigen medis beserta isi dan regulatornya melambung hingga di atas Rp 2 juta. Padahal sebelumnya oksigen medis hanya seharga Rp 1,1 juta. “Seminggu yang lalu harga oksigen masih Rp 1,1 juta, saat ini temuan di Brebes dan Tegal harganya sudah tembus di atas Rp 2 juta,” ujar politisi PAN seperti dikutip Suara.com, Jumat (2/7/2021). Bahkan, harga aksesoris oksigen seperti regulator juga ikut naik. “Ada keluarga pasien Covid-19 yang hanya punya tabungnya tapi regulator nggak dapat, beli regulatornya saja harganya di pasaran mencapai Rp 900 ribu. Padahal semula harga tabung saja Rp 800 ribu, artinya harga regulator seharusnya hanya berkisar Rp 300 ribu,” ungkapnya. Dia pun mendesak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Dinas Kesehatan Jateng, hingga kepolisian turun ke lapangan untuk mengendalikan kenaikan harga tersebut. Sebab, kondisi seperti ini merugikan masyarakat. Dia khawatir, melonjaknya permintaan oksigen medis ini dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mencari keuntungan dengan menaikkan harga setinggi-tingginya. “Bicara tentang hukum ekonomi, ini sangat memberatkan masyarakat. Ini menyangkut nyawa. Produsen, distributor hendaknya jangan mengambil keuntungan yang tidak wajar, harus ada rasa empati ke masyarakat yang sedang menderita. Saya berharap Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan, polisi untuk bersama-sama menindak jika ada oknum yang bermain. Pemerintah punya kewajiban menjaga kestabilan harga,” tegasnya. Menurut Goyud, disaat kasus Covid-19 terus naik, oksigen medis sangat dibutuhkan, terutama bagi penderita Covid-19 yang mengalami keluhan sesak nafas. Terlebih saat ini rumah sakit di Jateng sudah kewalahan menampung pasien Covid-19. Maka, banyak penderita Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah. Dia tak ingin nantinya hanya masyarakat yang mampu saja yang bisa membeli oksigen medis karena harganya sangat mahal. “Pemerintah harus menjamin kesehatan masyarakat. Terlebih jika pasien Covid-19 gejala ringan dirawat di rumah, itu berarti mereka berobat dengan biaya sendiri tanpa bantuan pemerintah. Maka pemerintah seharusnya menjaga agar mereka bisa  mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga yang wajar,” katanya. Dia menambahkan, sidak di lapangan hendaknya tak hanya untuk tabung oksigen, tapi juga memantau stok dan harga obat-obatan. "Jangan sampai obat-obatan tertentu hilang di pasaran, nanti begitu muncul harganya sudah naik berkali-kali lipat," ujarnya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Suara.com

Baca Juga

Komentar