Jumat, 29 Maret 2024

Surveilans dan Promosi Kesehatan Kunci Turunkan Positivy Rate Covid-19

Murianews
Kamis, 1 Juli 2021 15:36:39
Tenaga kesehatan di Jepara tengah mengambil sampel swab. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_225692" align="alignleft" width="150"] Alfiana Ainun Nisa *)[/caption] VIRUS Covid-19 menyebar melalui droplet yang keluar dari mulut atau hidung yang mengenai seseorang atau jatuh ke permukaan benda di sekitar dan kemudian tersentuh oleh orang lain. Gejala utama penyakit ini adalah demam, batuk, dan sesak napas dengan masa inkubasi 1-14 hari. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya dalam mendeteksi, menguji, merawat, mengisolasi, melacak, dan menggerakkan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.   Perkembangan Covid-19 Indonesia mencatat peningkatan harian terbesar dalam kasus virus corona, perkembangan kasus Covid-19 semakin mendapat perhatian dikarenakan adanya varian Delta. Varian Delta, kali pertama diidentifikasi di India yang dengan cepat menyebar ke negara lain. WHO bahkan mengungkapkan bahwa varian Delta ini diprediksi akan menjadi varian dominan secara global. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 20 Juni 2021, ada 160 kasus Covid-19 varian delta. Varian virus ini ditemukan setelah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes per 20 Juni 2021, varian virus yang ditemukan di India ini paling banyak terdeteksi di Jawa Tengah dengan 80 kasus, DKI Jakarta 57 kasus, Jawa Timur 10 kasus, Sumatera Selatan 3 kasus, Kalimantan Tengah 3 kasus, Kalimantan Timur 3 kasus, Banten 2 kasus, Jawa Barat 1 kasus, dan Gorontalo 1 kasus.   Hasil Penelitian yang Dilakukan WHO menyatakan bahwa varian Delta adalah virus corona yang menjadi variant of concern (VOC) atau berbahaya dengan tingkat penularan yang lebih cepat. Data otoritas Inggris juga menjelaskan bahwa varian Delta 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang kali pertama terdeteksi di Kent, Inggris. Ilmuwan India juga mengungkapkan varian ini 50% lebih menular. LONJAKAN kasus terlihat di India ketika varian Delta menyebar luas. Para ahli mengatakan ini karena varian ini lebih mudah menular. Beberapa ilmuwan telah mengungkapkan bahwa varian ini dapat meningkatkan risiko gelombang Covid-19 lebih lanjut. Hal ini juga yang dialami Indonesia saat ini.   Surveilans untuk Menghadapi Covid-19 Kemenkes merekomendasikan respon kejadian luar biasa Covid-19 dan surveilans menjadi kegiatan utama dalam rangka penanganan dan menjadi baris terdepan menghentikan Covid-19. Dengan melakukan surveilans maka data dan informasi dapat diperoleh secara dini, sehingga upaya pencegahan dan kewaspadaan dapat dilakukan secara dini pula. Surveilans kesehatan sangat penting bagi pengambil keputusan di bidang kesehatan. Untuk terselenggaranya surveilans kesehatan yang optimal diperlukan peran serta semua sektor, terutama seluruh fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah ataupun swasta dalam menjamin mutu informasi yang diberikan, baik instansi kesehatan di daerah maupun di pusat. Para peneliti menyadari bahwa angka positivity rate yang semakin naik di Indonesia dapat terdeteksi dengan melakukan kegiatan surveilans dengan inti kegiatan 3T yaitu tracking, testing, treatment, serta melakukan promosi Kesehatan secara massif merupakan cara jitu pencegahan Covid 19. Beberapa penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa surveilans mungkin tidak dapat mengidentifikasi gejala yang dialami secara signifikan, perlu intervensi lanjutan sebagai langkah pengawasan. Surveilans kewaspadaan dini terhadap covid sebaiknya terus dilaksanakan. Hasil deteksi dini akan memudahkan analisa kondisi kesehatan masyarakat. Langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan juga lebih mudah untuk ditetukan, apakah Langkah pencegahan atau Langkah penanganan. Surveilans melalui 3T dan promosi kesehatan diharapkan dapat mengurangi dampak penyebaran Covid-19.   Pentingnya Promosi Kesehatan Salah satu cara untuk menyikapi jumlah pasien Covid-19 yang makin meningkat, maka diperlukan upaya yang mengedepankan pendekatan promotif dan preventif dengan melakukan promosi kesehatan. Promosi kesehatan secara massif telah banyak dilakukan guna memberikan informasi, mengedukasi masyarakat dan meluruskan berita-berita hoaks yang beredar di masyarakat. Media memberikan pemahaman tentang bagaimana bertindak dan berperilaku dalam situasi pandemi serta memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengedukasi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam penggunaan media edukasi pencegahan Covid-19 pastikan informasi yang diperoleh berasal dari situs resmi dan dapat dipercaya. Pemilahan dan penyaringan informasi dilakukan agar dapat memberikan edukasi bagi masyarakat dengan infromasi yang benar. Pemilahan media yang tepat untuk promosi kesehatan berpengaruh terhadap suksesnya penyampaian informasi dan edukasi pada masyarakat. Media yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Seperti halnya penggunaan media sosial pada kalangan remaja dapat memudahkan penyampaian informasi mengenai pencegahan Covid-19 melalui kegiatan 6M, mensukseskan program vaksinasi, informasi mengenai gizi seimbang, dan beberapa informasi penting lainnya. Penggunaan media juga masih dianggap efektif bagi kalangan tertentu. Di mana media yang dipasang secara massal seperti baliho, spanduk, dan poster mudah diakses oleh masyarakat secara umum di tempat-tempat publik. Upaya preventif dan promotive yang dilakukan melalui media promosi kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya perbaikan perilaku kesehatan serta menurunkan positivity rate Covid 19. (*)   *) Dosen Promosi Kesehatan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Baca Juga

Komentar