Kamis, 28 Maret 2024

Sewindu MURIANEWS: 4M Visitors and Keep Going

Deka Hendratmanto
Kamis, 1 Juli 2021 13:48:05
[caption id="attachment_225616" align="alignleft" width="150"] Deka Hendratmanto *)[/caption]

DELAPAN tahun tanpa terasa telah berlalu sejak MURIANEWS “mengudara” untuk pertama kalinya pada 1 Juli 2013.

Pagi ini saya disodori laporan Google analytics dari salah seorang manajer MURIANEWS. Sepanjang semester pertama 2021 ini, MURIANEWS.com dikunjungi 1,9 juta pengunjung.

Saya lantas minta data tahunan dua tahun sebelumnya. Didapatlah data ini: selama tahun 2018 ada 1,9 juta pengunjung, tahun 2019 ada 3,3 juta pengunjung, dan tahun 2020 naik menjadi 4,5 juta.

Saya lantas minta data dengan kurun waktu yang berbeda: 1 Juli tahun sebelumnya hingga 30 Juni tahun berikutnya. Sesuai dengan umur MURIANEWS.

Muncullah data ini: 2,5 juta pengunjung pada usia ke-5, kemudian setahun berikutnya naik 4,2 juta pengunjung pada usia ke-6, dan setahun terakhir mencatatkan 4 juta pengunjung pada usia ke-7. Target di usia sewindu tentulah harus di atas angka-angka itu.

Angka-angka yang cukup memuaskan saya tentunya. Target 3 juta pengunjung saat MURIANEWS ulang tahun ke-6 tercapai. Bahkan terlampaui.

Kilas Balik

MURIANEWS dengan domain .com-nya secara de jure sebenarnya tercipta sejak 3 Maret 2012. Namun secara de facto, MURIANEWS baru menampakkan wujudnya sejak 1 Juli 2013.

Sebuah portal berita.

Awalnya, MURIANEWS dirancang sebagai partner versi “daratnya”: Koran Muria. Yang tiba-tiba “mbrojol” belakangan. Yang bentuknya kecil. Yang kemudian gulung tikar. Persis dua bulan menjelang ulang tahun yang kedua.

Koran Muria yang berhenti cetak, akhirnya berubah bentuk: jadi koran online. Koran. Tapi online. Beritanya khas koran: panjang dan hanya sekali update dalam sehari.

Sementara MURIANEWS masih tetap dengan platform portalnya. Beritanya khas portal: pendek dan terus di-update.

Merawat dua media online ini tak gampang. Apalagi “tukang belanjanya” sama. “Tukang masaknya” saja yang berbeda. Tujuannya agar “menu hidangannya” berbeda: yang satu tempe oseng, yang satunya tempe goreng. Sama-sama tempe. Tapi bentuknya lain.

Secara alami pembaca MURIANEWS tumbuh lebih pesat. Juga lebih muda. Kisaran usia pembaca terbanyaknya: 25-35 tahun.

Sementara Koran Muria pertumbuhannya lebih lambat. Dengan usia terbesar di rentang 35-45 tahun.

Maka saya pun memberikan atensi lebih ke MURIANEWS. Hingga saya menginvestasikan sejumlah rupiah untuk rebranding logo dan segala “aksesorisnya”. Sementara Koran Muria untuk sementara kami tinggalkan.

Banyak yang bertanya bagaimana caranya MURIANEWS dapat bertahan selama ini. Pertanyaan yang wajar karena banyak media online yang muncul lalu terbitnya angin-anginan. Yang akhirnya masuk angin beneran. Lalu mati suri. Atau mati beneran.

Yang pertama, tentu MURIANEWS masih bertahan semata-mata atas izin Allah SWT. Tidak ada yang bisa menebak jalan pilihan Allah.

Yang kedua, sebagai sebuah bisnis, MURIANEWS pun tak lepas dari pasang surut khas dunia usaha. Selepas tutupnya Koran Muria sebagai sebuah media cetak, perjalanan MURIANEWS pun penuh liku.

Efisiensi karyawan pernah saya lakukan. Pun rasionalisasi gaji karena income tak kunjung membaik. Yang tentunya tak sepadan dengan outcome.

Tapi alhamdulillah.

MURIANEWS mulai dapat kepercayaan mengerjakan project kecil. Saya namakan saja offline project.

Di dunia televisi dan radio, namanya off-air project. Kalau di dunia cetak, namanya off-print project. Umumnya semua sebutan itu bentuk project-nya adalah event.

MURIANEWS pun mulai mendapat job untuk menggelar event pengajian dan sosial keagamaan lainnya.

Dari sana, offline project terus berdatangan. Silih berganti. MURIANEWS pun membutuhkan modal.

Alhamdulillah.

Ada bank yang bersedia memberikan kepercayaan. Tentu atas kebaikan hati investor MURIANEWS yang memberikan bank garansi.

MURIANEWS kemudian memiliki unit usaha khusus untuk menggarap project-project yang terus berdatangan.

Tahun 2020 adalah tahun yang baik meski sempat jadi mimpi buruk bagi MURIANEWS. Kami mendapat kepercayaan untuk menggarap artis fenomenal: Didi Kempot, Godfather of Broken Heart.

Tak tanggung-tanggung. MURIANEWS dipercaya menggarap road show di 19 kabupaten/kota bertajuk “Didi Kempot Kangen Sukun”.

Saking banyaknya, event itu harus dibagi ke dua bagian. Part I di 10 kabupaten/kota. Dan Part II di 9 kabupaten/kota. Alhamdulillah.

Tapi rencana manusia memang seringkali tak sejalan dengan kehendak Yang Maha Kuasa. Setelah menyelesaikan road show yang ke-5, Allah SWT berkehendak memanggil Mas Didik. Begitu saya memanggil almarhum.

Kami terpukul. Klien kami terpukul. Jutaan “Sobat Ambyar” terpukul.

Rupanya musibah itu baru permulaan. Karena badai sesungguhnya datang setelahnya: Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Semua offline project kami mengalami cancelation. Batal semua.

Alhamdulillah.

Di tengah kegalauan tingkat dewa, MURIANEWS dapat orderan lagi. Bukan event. Tapi brand activity. Sebuah hal baru bagi kami.

Tanpa pikir panjang, kami pun menyanggupinya. Dan jadilah MURIANEWS kini memasuki dunia offline project yang baru.

Project baru ini terus berdatangan. Bahkan sebelum satu project selesai, sudah datang orderan baru.

Kami benar-benar bersyukur.

Begitu banyak kesulitan yang harus kami hadapi. Tapi selalu ada kemudahan yang mengikutinya.

Begitu terjal dan berliku jalan kami. Tapi selalu ada jalan mulus setelahnya.

Dirgahayu MURIANEWS. Teruslah menebar kebaikan dengan menyajikan produk jurnalistik yang bermutu.

Terima kasih para relasi dan sobat MURIANEWS di manapun Anda berada. Tanpa Anda semua, kami bukanlah apa-apa. (*)

*) Chairman & Editor in Chief MURIANEWS

Baca Juga

Komentar