Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Analisis Pertandingan Spanyol Vs Kroasia

Luis Enrique Lakukan Perubahan di Menit Akhir, Spanyol Nyaris ‘Dihukum’ Kroasia

Luis Enrique, membuat kesalahan di 10 menit terakhir waktu normal. (facebook.com/SeFutbol)

MURIANEWS, Kudus- Pertandingan Spanyol Vs Kroasia berlangsung menarik, hingga diapresiasi para penonton dengan melakukan Standing Ovation di Stadion Parken, Kopenhagen, Selasa (29/6/2021) dinihari WIB tadi. Kemenangan 5-3 Spanyol dari Kroasia menjadi akhir dari drama sepak bola yang benar-benar enak ditonton.

Tim Spanyol dengan DNA Tiki-Taka yang diusung Luis Enrique, terlihat mengalami peningkatan permainan pada pertandingan ini. Meski tetap saja masih ada kelemahan yang muncul. Mereka bahkan sangat berani dalam melakukan ball-position.

Keberanian dalam memainkan ball position, di tunjukan tim Spanyol dengan tingkat yang ‘gila’. Hal ini bisa dilihat ketika mereka dengan tenang memfungsikan kiper mereka sebagai bagian integral dari permainan ball-position mereka.

Gol bunuh diri Pedri, adalah bukti betapa model permainan seperti ini menimbulkan kerawanan. Sebab gaya bermain seperti ini bahkan bisa membuat tim harus menarik garis pertahanan jauh ke dalam areal gawangnya.

Jika tidak memiliki pemain bertehnik tinggi, memiliki kepercayaan diri dan fisik yang mumpuni, serta visi yang sama dalam kolektifitas, maka menerapkan gaya bermain seperti ini bisa menjadi petaka. Namun Spanyol, terbukti bisa melakukannya, meski belum sesempurna seperti saat Spanyol Juara Euro 2008, Juara Piala Dunia 2010 dan Juara Euro 2012.

Terlepas gol bunuh diri Pedri, Spanyol akhirnya mampu mengembangkan Ball-position dengan garis pertahanan yang dibuatnya bisa di sepertiga daerah pertahannya. Meski demikian, Kroasia yang memiliki kecepatan dalam serangan balik, beberapa kali mampu mebuat garis pertahanan Spanyol mundur sampai ke petak pinaltinya sendiri.

Saat unggul 1-0, Kroasia terlihat memilih untuk bermain aman, dengan lebih mengutamakan pertahanannya. Situasi ini berubah, saat Spanyol berhasil menyamakan kedudukan melalui Pablo Sarabia. Sejak itu, permainan terbuka dari kedua tim terjadi.

Pada babak kedua, tika-taka Spanyol berhasil memecah kebuntuan, setelah beberapa kali mendapatkan peluang. Bahkan Spanyol langsung bisa memetik dua gol, hingga membuat mereka secara moral terangkat.

Sebaliknya Kroasia menghadapi masa-masa genting, dan mau tidak mau harus bermain lebih berani. Dari upaya yang dilakukan Luca Modric dkk, Kroasia berhasil mendesak garis pertahanan Spanyol semakin ke bawah. Namun demikian, sebenarnyanya Spanyol tetap mengendalikan permainan.

Sesuatu berubah dalam 10 menit terakhir waktu normal. Mungkin karena sudah yakin menang, Luis Enrique malah menarik beberapa pemain kuncinya. Mulai dari Pablo Sarabia, Eric Garcia dan Koke.

Sebuah tindakan yang pada akhirnya harus dibayar mahal oleh Luis Enrique, karena perubahan itu membuat timnya malah bermain semakin bertahan. Mereka bahkan ‘terpaksa’ mengambil resiko dengan sering memainkan ball position jauh di belakang garis pertahanan mereka yang seharusnya.

Kroasia yang memforsir kecepatan dan kekuatan fisik pemainnya akhirnya menuai hasil. Dalam 10 menit itu, mereka berhasil menyamakan kedudukan dan memaksakan babak tambahan.

Di babak tambahan, Luis Enrique tampaknya menyadari kekeliruannya, dan mulai kembali meminta para pemainnya bermain menyerang. Mereka menguasai permainan, menciptakan peluang dan menuntaskannya menjadi gol.

Morata mencetak sebuah gol indah dan penting bagi timnya. Belum sampai pemain Kroasia menemukan momentum untuk membalas, Spanyol kali ini mengunci kemenangan lewat gol Mikel Oyarzabal.

Penulis: Budi erje
Editor Murianews.com

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.