Jumat, 29 Maret 2024

Covid-19 Melonjak, Stok Oksigen di Yogyakarta Kosong

Murianews
Selasa, 22 Juni 2021 14:49:43
Ilustrasi. (Detik.com)
[caption id="attachment_224276" align="alignleft" width="880"] Ilustrasi. (Detik.com)[/caption] MURIANEWS, Yogyakarta – Sejumlah agen penyedia oksigen medis di Yogyakarta mengaku kehabisan oksigen sejak kamis (17/6/2021) lalu. Hal ini terjadi seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Gudeg. Sutrisno, salah satu agen penyedia oksigen di Gondokusuman, Kota Yogya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan, saat ini hampir 90 persen agen oksigen medis di DIY kehabisan stok. Akibatnya, pencarian oksigen medis harus merabah ke beberapa kota atau kabupaten di Jawa Tengah. Meski begitu hasilnya juga nihil. "Memang benar-benar tidak ada stok oksigen. Bisa saya katakan 90 persen agen yang ada di Yogya ini semuanya kehabisan stok," katanya seperti dikutip Solopos.com, Selasa (22/6/2021). Sutrisno pun mengaku tidak dapat berbuat banyak. Desakan dari rumah sakit dan juga pelanggan yang membutuhkan oksigen medis hanya ditanggapi seadanya. "Ya banyak customer yang marah-marah, tapi kami tidak bisa apa-apa lagi, karena stok memang benar-benar kosong," ungkapnya. Dia menyebut selama ini sejumlah agen penyedia oksigen di Yogya mendapatkan stok dari Jawa Tengah. Tingginya kasus Covid-19 di wilayah itu disinyalir menjadi penyebab kurangnya pasokan oksigen ke Yogya. "Kita sama-sama tahu bagaimana kondisi Covid-19 di Jawa Tengah belakangan ini. Pastinya itu juga berimbas terhadap pasokan oksigen ke Yogya," ujarnya. Dirinya juga telah berusaha menghubungi berbagai pabrik serta agen oksigen lain di berbagai daerah, namun hasilnya tetap nihil. "Saya sudah tanya pimpinan, katanya kondisi kelangkaan oksigen ini masih akan bertahan sampai bulan ini," katanya. Di masa normal, dia mengaku bahwa pasokan oksigen di tempatnya kadang tidak menentu. Oksigen yang masuk didasari pada tabung yang kosong. "Misal ada 15 tabung yang kosong, jadi ya pasokannya segitu," imbuh dia. Kondisi oksigen yang langka otomatis membuat harganya naik. Hanya saja, Sutrisno mengakui bahwa hal itu lazim karena kondisi oksigen yang kosong. Kenaikan harga pun disebut dia tidak sampai melejit terlampau tinggi. "Kenaikannya di kisaran 10%-15%. Kami juga tidak mau mengambil untung yang terlalu berlebihan di saat kondisi yang seperti ini," katanya. Humas RSUD Kota Jogja, Imaculada, mengatakan bahwa, stok oksigen di rumah sakit tersebut hanya bertahan sampai besok pagi. Saat ini rumah sakit telah melakukan berbagai cara untuk memastikan ketersediaan stok oksigen kembali ada. Hanya saja, penyedia oksigen disebut dia sampai saat ini belum merespons. "Mungkin stok oksigen kami hanya sampai besok pagi. Rumah sakit sudah melakukan pemesanan, tapi belum ada respons dari penyedia," katanya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar