Jumat, 29 Maret 2024

Skotlandia Defensif, Memaksa Inggris Harus Lebih Banyak Mengoper ke Belakang

Budi Santoso
Sabtu, 19 Juni 2021 06:20:17
Kalvin Philips menghadapi 'tembok besar'. (mirror.co.uk/getty image)
[caption id="attachment_223830" align="alignleft" width="880"] Jack Grealishs menghadapi 'tembok besar'. (mirror.co.uk/getty image)[/caption] MURIANEWS, Kudus- Pertandingan Grup D yang mempertemukan Inggris Vs Skotlandia bisa dikatakan tidaklah ‘seseru’ seperti yang dibayangkan sebelumnya. Pertandingan ini bahkan bisa dikatakan minim peluang meski Inggris mendominasi permainan. Skotlandia yang bermain sangat hati-hati, sejak awal memilih untuk bermain di 4/3 lapangan. Mereka seperti sengaja mempersilahkan para pemain Inggris naik menyerang ke daerah pertahanannya. Kemudian dengan sabar mereka menunggu para pemain Inggris membuat celah,  yang  kemudian digunakan untuk melakukan serangan cepat. Meski terkesan memberi kesempatan Inggris menyerang, pada kenyataannya Skotlandia tetap tenang menjaga daerah pertahanannya. Bahkan bisa dikatakan para pemain Inggris nyaris tidak bisa sering menyentuh jantung pertahanan mereka. Harry Kane pada pertandingan ini bahkan jarang sekali bisa menguasai bola, sementara Rahem Sterling pada akhirnya dipaksa bermain agak mundur, dan harus memilih sering mengoper ke belakang. Pemain Inggris berada dalam situasi frustasi. Hal yang sama juga terlihat pada gelandang-gelandang Inggris yang diisi Mason Mount dan Declan Rice serta Kalvin Philips. Mereka kesulitan untuk bisa mengoper ke Harry kane, Sterling dan Phil Foden yang selalu mendapatkan pengawalan ketat. Aliran bola akhirnya banyak yang mengarah ke belakang. Satu-satunya pemain yang terlihat berani melakukan tusukan adalah Phil Foden. Pemain ini beberapa kali melakukan upaya sendirian untuk membongkar pertahanan Skotlandia. Namun sayangnya, Foden malah sering kehilangan bola. Sementara itu, dengan ‘niat kuat’ para pemain Skotlandia terlihat malah bisa bermain efektif saat melakukan serangan balik. Saat sebagian besar pemain Inggris sudah naik, dan serangan mereka berhasil dipatahkan, Skotlandia memberi ancaman besar bagi pertahanan Inggris. Setidaknya ada tiga peluang yang didapatkan Skotlandia melalui kinerja cepat gelandang-gelandang mereka yang diisi John McGinn, Scott McTominay dan Adrew Robertson. Pemain-pemain ini juga sangat cekatan menjadi lapisan awal pertahanan mereka, saat Inggris mencoba menekan. Mereka juga mampu memberi sokongan pada dua penyerang mereka, Lydon Dykes dan Che Adams, meski dalam sedikit kesempatan. Bahkan Adams memiliki beberapa peluang bagus, saat berhasil melepaskan tendangan ke arah gawang Inggris. Penampilan bagus kiper Inggris Jordan Pickford menyelamatkan Inggris dari kebobolan. Beberapa penyelamatan berhasil dilakukan Pickford saat pertahanana Inggris harus mundur sampai ke batas akhir lapangan, karena serangan efektif Skotlandia. Secara keseluruhan, Inggris memang menguasai pertandingan. Namun Pickford malah harus beberapa kali berjibaku dalam moment krusial di depan gawangnya. Sedangkan kiper Skotlandia malah tidak terlalu mendapatkan percobaan berbahaya dalam pertandingan itu. Satu peluang Inggris terjadi saat John Stones yang maju meninggalkan daerahnya, berhasil membuat sundulan. Namun sundulannya masih membentur tiang gawang Skotlandia. Inilah satu-satunya ancaman nyata dari Inggris. Selebihnya tendangan para peyerang Inggris jauh dari sasaran. Strategi Steve Clarke, pelatih Skotlandia nampaknya cukup berhasil kali ini. Menyadari Inggris akan memaksakan kemenangan, dirinya memilih untuk bermain menunggu. Begitu mendapatkan celah, para pemainnya langsung menekan dengan cepat. Sementara pelatih Inggris, Gareth Southgate yang menyadari situasinya sempat mencoba membuat perubahan. Jack Grealish dan Marcus Rasford yang dimasukannya di babak kedua, sayangnya tidak memberi dampak apapun bagi permainan timnya. Penulis: Budi erje Editor Murianews.com

Baca Juga

Komentar