Jumat, 29 Maret 2024

Siswa SMP di Pati Ciptakan Obat Anti Rayap dari Tembakau dan Kulit Kapuk, Bersaing di Lomba Internasional

Cholis Anwar
Senin, 31 Mei 2021 15:34:12
Siswa SMPN 3 Pati mempraktekkan pembuatan obat anti rayap dari tembakau dan kulit kapuk. (MURIANEWS/ Cholis Anwar)
[caption id="attachment_220561" align="alignleft" width="880"] Siswa SMPN 3 Pati mempraktekkan pembuatan obat anti rayap dari tembakau dan kulit kapuk. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Pati - Meskipun sekolah belum bisa dilakukan secara tatap muka, tetapi para siswa tetap bisa mengasah kreativitasnya untuk terus berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Siswa SMPN 3 Pati,  mereka mampu mengolah tembakau dan limbah kulit kapuk randu menjadi biopestisida obat anti rayap yang ramah lingkungan. Bahkan dari temuannya itu, mereka dapat mengikuti ajang bergengsi World Invention Creativity Olympic (WICO). Mereka bahkan lolos di tingkat final yang bakal diselenggarakan pada 8 sampai 10 Juli 2021 mendatang. Mereka adalah satu tim yang terdiri dari lima orang, yakni Fernandito Akbar K, Fatih Adianta Hutomo, Meitri Ayuisyari, Fiqy Trisa Insani, dan Brenda Dwi Artika. Ketua projek sains Fernandito Akbar mengatakan, mereka terinspirasi lantaran melihat banyaknya limbah kulit kapuk yang tak terpakai di Desa Karaban, Kecamatan Gabus, Pati. Dari situlah dia kemudian mencari literasi dan menemukan jika dipadukan dengan filtrate tembakau bisa menjadi obat anti rayap yang baik dan ramah lingkungan “Bila biasanya kulit kapuk randu hanya dibuang begitu saja ternyata ini bisa memberi nilai manfaat dan ekonomis yang baik jika diolah menjadi anti rayap.  Kandungan alkaloid sangat baik untuk melindungi kayu,” katanya. Sementara koordinator guru pembimbing Mohamad Rauf menyebut, pengerjaan penelitian itu dilakukan selama tujuh bulan. Temuan biopestisida anti rayap itu dikatakannya yakni ramah lingkungan lantaran dibuat tanpa bahan kimia apapun. “Semua bahannya dari tumbuh-tumbuhan jadinya tidak membahayakan bagi kesehatan. Hal itu pulalah yang membuat kami optimis dalam ajang bergengsi WICO ini. Terlebih sekarang ini sudah masuk babak final. Kini kami harus siap bersaing dengan 20 negara lain seperti Korea, Malaysia dan Vietnam,” ujarnya. Karena itu, proyek sains mereka pun diberi judul “The Utilization of Tobacco Leaves and Kapok Shell Ash For Producing anti Termite Biopesticide as the Friendly Environmental Wood Protector” atau biopestisida anti rayap tanah dari filtrat tembakau dan ekstrak limbah kulit kapuk untuk melindungi kayu pada bangunan dari serangan rayap tanah. Sementara itu, Kepala SMPN 3 Pati Rukayah memberi apresiasi terhadap prestasi yang dilakukan anak didiknya. Hal ini menunjukkan meski di tengah pandemi namun siswanya tetap mampu berkreasi dengan menemukan biopestisida yang sangat ampuh dan bermanfaat bagi masyarakat. Pihaknya pun akan mendukung dalam upaya pengembangan. Terlebih untuk keberlanjutan dari penelitian tersebut. “Kalau memang respon masyarakat cukup baik bagi biopestisida anti rayap bukan tidak mungkin kami kembangkan lebih lanjut,” pungkasnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar