Jumat, 29 Maret 2024

Bukan Klaster Hajatan, Kasus Pengantin Positif Covid-19 di Sragen Ternyata Klaster Keluarga

Murianews
Senin, 31 Mei 2021 15:37:12
Anggota Polsek Sambirejo, Sragen, berjaga-jaga di sekitar kediaman pengantin di Desa Blimbing, Sambirejo, agar tidak dilaksanakan hajatan, Minggu (30/5/2021). (Istimewa-dok. Polres Sragen)
[caption id="attachment_220564" align="alignleft" width="880"] Anggota Polsek Sambirejo, Sragen, berjaga-jaga di sekitar kediaman pengantin di Desa Blimbing, Sambirejo, agar tidak dilaksanakan hajatan, Minggu (30/5/2021). (Istimewa-dok. Polres Sragen)[/caption] MURIANEWS, Sragen — Temuan sepasang pengantin positif Covid-19 di Sragen ternyata bukan berasal dari klaster hajatan. Kasus yang juga membuat kedua orang tua pengantin positif Covid-19 itu ternyata berasal dari klaster keluarga. Hal ini diperkuat dengan hasil swab antigen yang dilakukan kepada 22 orang kontak erat di lingkungan kediaman pengantin di Sambirejo yang semuanya negatif. ”Tim puskesmas sudah melakukan tes swab antigen terhadap 22 warga kontak erat dan hasilnya negatif,” kata Kepala Puskesmas Sambirejo, Sragen, dr Wisnu Retnaningsih, seperti dikutip Solopos.com, Senin (31/5/2021) Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan sepasang pengantin yang positif di Sambirejo itu sebenarnya sudah melakukan akad nikah sudah lama dan sudah hamil. Malangnya, pengantin perempuan mengalami keguguran dan harus dilakukan tindakan medis kuretase. “Nah, sebelum tindakan medis di tes antigen dan hasilnya positif. Lalu dilanjutkan tes PCR dan hasilnya positif. Dari hasil itu dilakukan tes terhadap keluarga dan ditemukan pengantin laki-laki positif, kedua orang tua pengantin perempuan positif,” ujarnya. Akibatnya, resepsi pernikahan yang direncanakan Minggu (30/5/2021) harus dibatalkan. Yuni menjelaskan kasus positif Covid-19 itu ditemukan sebelum ada resepsi hajatan sehingga bukan klaster hajatan melainkan masih klaster keluarga. “Kalau dilakukan tracing terhadap warga yang rewang dan seterusnya kemudian ditemukan kasus positif baru dikatakan klaster hajatan,” ujarnya. Yuni menerangkan selama dua pekan ke depan fokus melakukan testing dan tracing untuk menekan persebaran Covid-19. Dia mengatakan dari Polda Jateng memberi bantuan 6.000 unit antigen dan sudah digunakan 2.000 unit antigen. “Sekarang ada kecenderungan peningkatan pasien Covid-19. Tingkat okupansi rumah sakit sampai 66% padahal kondisi amannya 60%. Dalam dua pekan ke depan harus menyiapkan tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19,” ujarnya. Yuni berpendapat naiknya grafik Covid-19 di Sragen ini sudah diprediksi pasca-Lebaran. Dia mengatakan testing yang dilakukan Polres dengan swab antigen secara random itu bisa memunculkan efek jera dan berdampak positif di masyarakat.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar