Jumat, 29 Maret 2024

Kemenkes Prediksi Puncak Covid-19 Usai Lebaran Terjadi Juni

Murianews
Jumat, 28 Mei 2021 07:26:28
Pelaku perjalanan diswab petugas kesehatan di pos penyekatan pemudik di Welahan Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_218221" align="alignleft" width="1280"] Pelaku perjalanan diswab petugas kesehatan di pos penyekatan pemudik di Welahan Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Kementerian Kesehatan memprediksi puncak kasus Covid-19 usai Lebaran terjadi pada Juni mendatang. Prediksi ini didasarkan pada hasil evaluasi dari peningkatan sebelumnya. Pernyataan itu diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (27/5/2021). "Kita menghitung dari evaluasi peningkatan tren kasus gradiennya itu dihitung. Kita asumsikan pada pertengahan Juni akan terjadi peningkatan," kata Wamenkes seperti dilansir dari Republika.co.id. Peningkatan kasus Covid-19 usai masa libur Lebaran sudah mulai terlihat pada pekan ini. Hal ini akan semakin meningkat pada minggu berikutnya, yang Diprediksi akan terjadi peningkatan kasus hingga 50% kasus. "Sebanyak 50 persen kasus dibandingkan dengan sebelumnya pada liburan pasca Idulfitri. Sehingga kami melakukan asusmsi peningkatan ketersediaan obat dengan menyediakan obat 50 persen lebih besar dibandingkan tiga bulan ke depan," ujar Dante. Pemerintah juga sudah mengantisipasi tingkat keterisian tempat tidur untuk di rumah sakit untuk pasien Covid-19 pasca libur Lebaran. Untuk ruang intensif, tersedia 7.615 tempat tidur. Sedangkan untuk ruang isolasi, tersedia 71.506 tempat tidur. "Sehingga kita masih punya kira-kira 300 persen kapasitas BOR (bed occupancy) untuk menjaga kalau ada peningkatan kasus. Jadi memang BOR dan konversi bed ini sudah dilakukan teman-teman rumah sakit," ujar Dante. Di samping itu, Kemenkes juga sudah menyiapkan ketersediaan oksigen bagi pasien Covid-19. Pemerintah berkaca dari kasus kematian akibat Covid-19 di India, yang mayoritas terjadi karena kekurangan oksigen "Kami menambah kapasitas mutu dan penambahan jumlah oksigen yang cukup baik, sehingga bisa menjangkau yang 76 ribu kasus dalam isolasi tadi. Agar pasien bisa tetap terjaga dan kapasitan oksigen cukup di rumah sakit," ujar Dante. Sementara itu, mengutip dari Ayosemarang.com, libur panjang selalu memicu peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah pada Briefing Peserta FJPP Angkatan 3/2021, Senin, 10 Mei 2021. "Libur panjang selalu memicu kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Maka itu kita harus cerewet mengingatkan, terapkan prokes, jaga jarak," katanya. Menurut Dewi, kasus Covid-19 tidak langsung naik sehari atau dua hari setelah libur panjang. Peningkatan kasus Covid-19 baru akan terjadi setelah 10 atau 14 hari masa libur panjang selesai. Setelah itu, tiga pekan kemudian, kasus Covid-19 akan terus naik. Fenomena ini dilihat dari data-data sebelumnya. Di mana terjadi kenaikan kasus pada pekan kedua November setelah libur panjang Maulid Nabi Muhammad 2020. Kasus Covid-19 baru bisa dikendalikan setelah pemerintah memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama empat pekan. Lalu dilanjutkan oleh PPKM mikro di setiap wilayah. "Maka itu tak heran, kasus Covid-19 sempat naik pada pekan kedua November 2020, dan baru turun lagi di pekan ke dua Februari 2021," kata Dewi.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Republika.co.id, Ayosemarang.com

Baca Juga

Komentar