Kamis, 28 Maret 2024

Lonjakan Corona di Kudus Jadi Perhatian Pemprov, Rumah Sakit Daerah Sekitar Disiagakan

Ali Muntoha
Senin, 24 Mei 2021 19:44:13
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin rakor penanganan Covid-19. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_219446" align="alignleft" width="880"] Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin rakor penanganan Covid-19. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Semarang – Peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus menjadi perhatian serius oleh Pemprov Jawa Tengah. Terlebih, lonjakan kasus yang muncul usai Lebaran ini disebut lantaran masyarakat abai terhadap protokol kesehatan. Selain Kudus, kasus corona di Cilacap dan Kendal juga jadi perhatian. Di Cilacap lantaran ada kasus Covid-19 varian B.1617.2 India dan klaster lapas di Kendal. Di Kabupaten Kudus, angka kasus aktif pada Senin (24/5/2021) malam mencapai 569 pasien. Sehingga total kasus konfirmasi positif Covid-19 di kabupaten ini tercatat sebanyak 6.652 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, terkait kasus di Kudus, pihaknya telah menerapkan langkah antisipatif, dengan menyiagakan rumah sakit di sekitar Kudus. "Lonjakan kasus di Kudus cukup tajam, sehingga BOR (Bed Ocupancy Rate) tinggi sekitar 75-80 persen.  Maka kita siapkan rumah sakit di Semarang seperti Wongsonegoro, itu kan BORnya  rendah, padahal tempat tidurnya banyak. Itu ‎siap untuk dirujuk di Wongsonegoro, jadi  kabupaten sekitarnya siap dukung," katanya, Senin (24/5/2021). Yulianto menyebut, kasus persebaran Covid-19 yang cukup tajam di Kudus, disebabkan oleh pelanggaran protokol kesehatan. "Jadi tadi disebabkan karena tidak taat protokol kesehatan. Dimulai dari klaster keluarga, saat makan bersama lepas masker dan saling bercengkrama. Artinya kita harus hati-hati betul, baik di rumah atau restoran," terangnya. Sementara di Cilacap sudah ada 47 tenaga Kesehatan yang positif Covid-19 usai merawat anak buah kapal (ABK) warga Filipina yang terkonfirmasi positif corona varian baru India. ”Varian baru karena penyebarannya cepat, maka kita harus ketat. Padahal teman-teman sudah menggunakan APD namun tetap tertular, karena perilaku virus," ujarnya. Sementara di Kendal muncul penyebaran Covid-19 di Lapas IIA dan Lapas II B Kendal. Seratusan warga binaan dan sipir di dua lapas itu disebut-sebut telah terpapar. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai rakor penanganan Covid-19, Senin (24/5/2021) memastikan jika sejumlah langkah strategis telah ditempuh. Di antaramua penambahan tempat tidur rawat di rumah sakit, dan penegakan protokol kesehatan secara tegas. Untuk kasus di Cilacap, tenaga kesehatan yang tertular varian baru Covid-19 dari India, dilakukan isolasi terpusat. "Yang dari Cilacap terkait dengan varian dari India, nakesnya kita minta diisolasi terpusat. Lalu, kami minta seluruh Jawa Tengah tempat tidur (rumah sakit) ditingkatkan," ujarnya. Kasus penyebaran Covid-19 di Cilacap, diduga berasal dari Anak Buah Kapal (ABK) MV Hilma Bulker, yang mengangkut gula rafinasi asal India. Dari belasan ABK yang terinfeksi, lantas menginfeksi 47 tenaga kesehatan yang merawat belasan pelaut itu. Untuk memastikannya, pemerintah juga telah mengirimkan sampel mukosa nakes, ke UGM. Ada 12 sampel yang telah diteliti di fasilitas kesehatan, sesuai persyaratan medis. Ganjar juga meminta, agar aparat penegak hukum tidak ragu membubarkan kegiatan yang banyak mengundang massa. Selain itu, Ganjar juga meminta warganya ikut tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal itu menyusul, banyaknya kasus Covid-19, yang berasal dari klaster keluarga. "Ada tren peningkatan kasus harian yang ada di sini sampai minggu ke-20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4 persen, ini kita hati-hati betul. Lapas 18,7 persen dan klaster agama 11,5 persen. Puncak balik Lebaran terjadi di 18 Mei, tercatat 48.754," paparnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar