Jumat, 29 Maret 2024

Apindo Kudus Dorong Pemerintah Tak Hanya Bebankan Biaya Vaksinasi Gotong Royong Pada Perusahaan

Anggara Jiwandhana
Senin, 24 Mei 2021 14:23:30
Petugas vaksinasi RSUD Loekmono Hadi Kudus bersiap menyuntikkan vaksin Covid-19. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_207019" align="alignleft" width="880"] Vaksin Sinovac diberikan kepada tenaga kesehatan di RS Aisyiyah Kudus belum lama ini. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Kudus mendorong Pemerintah tidak lepas tangan terkait pelaksanaan vaksinasi gotong royong bagi perusahaan. Apindo menilai, vaksinasi gotong royong seharusnya dilakukan secara bersama-sama dalam hal ini pemerintah dan pengusaha. Bukan menitik beratkan semua proses vaksinasi hanya pada pengusaha saja. Terlebih, terkait biaya vaksinasi yang tergolong tinggi untuk per orangnya. Merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/4643/2021, biaya Vaksin Gotong Royong per dosisnya adalah Rp 321.660,- dengan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910,-. Sehingga total biaya maksimal untuk dua kali vaksinasi mencapai Rp 879.140,- per orang. “Tentunya akan sangat berat apabila perusahaan memikul semua biayanya, ya biaya vaksinnya ya biaya tenaga kesehatannya,” ucap Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Apindo Kudus Bambang Sumadiyono, Senin (24/5/2021). Dalam hal ini, lanjut Bambang, pemerintah diharapkan bisa turut menanggung sebagian beban biaya vaksinasi. Semisal pemerintah menanggung biaya vaksinnya dan pengusaha menanggung biaya tenaga medisnya. “Karena pemerintah tentunya punya anggaran lebih daripada kami, banyak perusahaan juga masih belum  pulih karena pandemi Covid-19 ini,” ungkapnya. Bambang menambahkan, para pegawai yang bekerja di perusahaan-perusahaan juga merupakan masyarakat Indonesia. Sehingga sudah semestinya turut diupayakan juga oleh negara terkait proses vaksinasi ini. “Kami akan membantu sepenuhnya akselerasi proses vaksinasi ini, namun kami harap juga ada sedikit keringan dari pemerintah. Karena kami juga harus menyetabilkan kembali neraca keuangan kami di masa pandemi,” jelas Bambang. Satu perusahaan di Kudus sendiri, sudah mundur dari progam Vaksinasi Gotong Royong. Satu perusahaan tersebut adalah Sukun Grup. Mereka memutuskan mundur karena tingginya harga vaksin yang ditetapkan oleh pemerintah. Sukun Grup beralasan, tingginya biaya untuk melakukan proses vaksinasi pada enam ribu karyawannya, dikhawatirkan bisa mengganggu neraca keuangan perusahaan yang sedang dalam proses penyetabilan kembali.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar