Jumat, 29 Maret 2024

Cak Nun: Puasa Adalah Perjalanan Rohaniah Lebih Baik Lagi

Anggara Jiwandhana
Selasa, 4 Mei 2021 18:08:39
Cak Nun dalam Menjelang Senja Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng. (MURIANEWS)
[caption id="attachment_216561" align="alignleft" width="880"] Cak Nun dalam Menjelang Senja Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng. (MURIANEWS)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Budayawan sekaligus ulama Emha Ainnun Najib atau yang kerap disapa Cak Nun dalam acara Menjelang Senja Bersama Cak Nun & KiaiKanjeng oleh PR Sukun, Selasa (4/5/2021) sore, mengungkapkan jika berpuasa merupakan sebuah perjalanan. Perjalanan yang dimaksud, adalah perjalanan rohaniah untuk menuju lebih baik lagi. “Puasa itu membimbing dari awal Ramadan hingga akhir nanti,” ucap Cak Nun. Pada Ramadan pertama sampai hari ke-15, puasa menuntun seorang manusia untuk belajar mengesampingkan hal-hal yang berbau duniawi. Kemudian di hari-hari setelahnya, belajar untuk memperbaiki rohaniah atau iman. “Sehingga kemudian menuju sebuah kemenangan atau Idulfitri. Saat itu juga jangan diartikan sempit. Idulfitri tak sekadar makan saja, lebih dari itu,” sambung Cak Nun. Berpuasa sendiri, sama seperti kehidupan. Cak Nun mengatakan, dalam kehidupan ada kalanya seorang manusia berjalan sendiri ada juga yang dijalankan oleh Allah SWT. “Kalau jalan sendiri tentu berpegang teguh pada iman, ihdinas shirotol mustaqim,” lanjut dia. Sementara kehidupan yang dijalankan oleh Allah adalah seperti perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. “Di mana turun banyak wahyu kepada Rasulullah,” kata Cak Nun. Saat ini sendiri, lanjut Cak Nun, bukan tidak mungkin Allah menurunkan banyak rida dan barokahnya pada orang-orang berpuasa. “Lebah saja mendapat wahyu dan barokah dari Allah, jadi sangat mungkin Allah juga menurunkan barokahnya pada umat yang berpuasa,” jelas Cak Nun. Dalam episode menjelang senja sebelumnya, Cak Nun mengungkapkan jika berpuasa adalah sebuah latihan untuk menjaga jarak. Menjaga jarak yang dimaksud Cak Nun, adalah menjaga jarak dari hal-hal duniawi seperti makan dan minum di waktu yang ditentukan. Yakni dari usai subuh hingga magrib. “Semua hal di dunia ini ada jaraknya, puasa itu juga jadi salah satu latihan mengambil jarak,” ungkap dia. Simpelnya, Cak Nun mencontohkan jika seorang ingin melihat layar teleponnya, membutuhkan jarak yang pas. Tidak kejauhan dan tidak terlalu dekat. “Semua ada pengelolaan jarak. Salat juga seperti itu, antara subuh, zuhur, ashar, magrib, isya juga ada jaraknya, tidak bisa langsung,” kata Cak Nun. Oleh karena itulah, tambah Cak Nun, puasa tak hanya sekadar menahan nafsu, melainkan juga mengelola jarak. “Dengan puasa kita tahu persis bagaimana mengelola badan. kita tahu bagaimana lapar dan bagaimana kenyang,” jelasnya. Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha https://youtu.be/Te5Q68qBkoY

Baca Juga

Komentar