Jumat, 29 Maret 2024

Pemkab Kudus Larang Warganya di Perantauan Mudik, Operasi Yustisi Segera Diperketat

Anggara Jiwandhana
Kamis, 29 April 2021 13:22:24
Bupati Kudus Hartopo saat melakukan operasi penegakan yustisi beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_215681" align="alignleft" width="880"] Bupati Kudus Hartopo saat melakukan operasi penegakan yustisi beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus resmi melarang warganya yang berada di luar Kota Kretek untuk mudik ke Kudus. Sejumlah pembatasan pun segera dilaksanakan untuk mengantisipasi adanya pemudik yang nekat. Bupati Kudus HM Hartopo menuturkan, keputusan tersebut sesuai dengan arahan Mendagri tentang larangan mudik Lebaran. Hartopo, juga tak ingin kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus kembali naik pasca Lebaran. “Karena dilihat dari tahun kemarin,  setelah ditinggal para pemudik usai arus balik, kasus Covid-19 di Kudus sangat luar biasa, kami tidak ingin ini terjadi kembali,” ujarnya, Kamis (29/4/2021). Pemkab Kudus sendiri, lanjut dia, akan mulai menggencarkan kembali operasi yustisi sesegera mungkin. Koordinasi hingga tingkat bawah juga diminta segera aktif dilakukan untuk memantau pemudik yang berhasil lolos dari skrining di perbatasan. “Kampung siaga dengan pos PPKM nya juga akan lebih diaktifkan kembali,” sambung Hartopo. Para kepala desa, lanjut dia, juga diminta untuk menggencarkan koordinasi dengan puskesmas terdekatnya. Dengan tujuan melakukan skrining bagi para pemudik yang lolos di pos pantau perbatasan. “Para pemudik yang lolos agar segera dilakukan skrining,” jelasnya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo menambahkan, pihaknya kini tengah menyusun mapping skrining untuk para pemudik yang lolos di pos perbatasan dan sudah pulang ke rumah. “Tentu akan dilakukan skrining dengan Rapid Antigen,” ungkap dia. Sementara untuk ketersediaan alat tes tersebut, lanjut Badai, apabila hanya digunakan untuk tracing dan tracking pasien positif saja masih cukup untuk sebulan ke depan. Namun, apabila ditambah dengan skrining pemudik, pihaknya perlu memperkirakan kembali berapa kebutuhan rapid antigen untuk skrining. “Jika memang kurang akan dilakukan pengadaan,” jelasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar