Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Ada Kabar TPQ di Kudus Dirazia Saat Pembelajaran, Satpol PP Membantahnya

Sejumlah santri tengah mengambil kitab untuk dikaji. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)

MURIANEWS, Kudus – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Fraksi PKB Ali Ikhsan meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk memberi kelonggaran kegiatan belajar mengajar di pendidikan informal Islam, seperti TPQ dan madrasah diniah (madin). Apalagi sempat tersiar kabar ada razia di sekolah-sekolah ini.

Walau memang, para tenaga pendidiknya belum diberikan vaksinasi. “Kami minta mereka (lembaga pendidikan informal Islam) diberi kelonggaran. Mereka sudah paham soal prokes dan siap menjalankannya,” katanya, Kamis (22/4/2021).

Ali menyebut, alasan lembaga pendidikan informal Islam harus diberi kelonggaran beraktivitas karena mereka turut mencerdaskan anak bangsa. Sehingga kegiatannya perlu didukung.

“Swalayan sampai tempat wisata lainnya saja sudah boleh, harusnya tempat belajar juga harus boleh, jangan dirazia Satpol PP,” ujarnya.

Ali sendiri mengaku sempat menerima informasi terkait penggerebekan sejumlah TPQ oleh Satpol PP saat melakukan kegiatan belajar mengajar. “Ada yang di Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan,” pungkasnya.

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, pembelajaran tatap muka untuk saat ini memang terbatas di sejumlah sekolah yang diberi rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sementara sekolah tatap muka di berbagai jenjang memang baru boleh dilakukan secara keseluruhan pada Juli 2021 mendatang.

Sementara Kepala Satpol PP Kudus Djati Solechah menyebut jika pihaknya tidak pernah menginstruksikan untuk melakukan sweeping di madrasah maupun TPQ yang tengah menggelar kegiatan.

“Kegiatan penindakan pelanggar prokes saja sudah kami kurangi beberapa bulan terakhir,” kata Djati.

Camat Undaan Rifai Nawawi juga menuturkan bila tidak ada penindakan madrasah maupun TPQ di wilayahnya. Saat ini sendiri, memang ada banyak madrasah maupun TPQ yang menyelenggarakan pembelajaran langsung.

Namun, semuanya dipastikan telah mengikuti dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar. “Banyak yang mengelompokkan siswanya, jadi tidak berkerumun,” tandasnya.

 

Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.