Jumat, 29 Maret 2024

Pemerintah Jepara Akui Lemah Kelola Beras dari Petani

Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 17 April 2021 14:24:43
Salah satu penjual di Pasar Jepara tengah menakar beras. (MURIANEWS/ Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_213447" align="alignleft" width="880"] Salah satu penjual di Pasar Jepara tengah menakar beras. (MURIANEWS/ Faqih Mansur Hidayat)[/caption] MURIANEWS, Jepara - Beberapa waktu lalu, Bupati Jepara menolak impor beras. Namun, pada kenyataannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menyadari masih lemah dalam mengelola produksi beras dalam daerah. Tiap tahun, produksi gabah di Jepara selalu surplus. Gabah hasil panen petani itu dijual ke luar kota, terutama ke Kabupaten Demak. Namun, ketika gabah itu sudah diolah menjadi beras, akan dijual lagi ke Jepara. “Diakui atau tidak, ini kelemahan kita. Mestinya gabah dan beras dari petani Jepara dijual-belikan kepada masyarakat Jepara sendiri,” kata Heru Sutamaji, Kasubag Sumber Daya Alam (SDA) Setda Jepara, Sabtu (17/4/2021). Ia menyebut, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, pada tahun 2019, produksi beras di Jepara mencapai 149,438 ton. Dengan tingkat kebutuhan beras mencapai 115, 556 ton. Atau surplus produksi sebanyak 33,883 ton beras. Sedangkan, pada tahun 2020 lalu, Kabupaten Jepara mampu memproduksi beras sebanyak 163,221 ton. Dengan kebutuhan konsumsi masyarakat 118,835 ton. Ini mengakibatkan kondisi surplus sebanyak 44,384 ton beras. “Kalau soal beras, sebenarnya kita surplus besar. Tinggal memaksimalkan pengelolaannya saja,” ujarnya. Tahun ini, DKPP Jepara mencatat terdapat 1.400 hektare area sawah yang gagal panen. Hal itu disebabkan sawah diterjang banjir pada musim hujan lalu.   Reporter: Faqih Mansur Hidayat Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar