Ponpes El Fath El Islami Kudus Ajarkan Kemandirian, Santri Belanja dan Masak Sendiri

MURIANEWS, Kudus – Pondok Pesantren (Ponpes) El Fath El Islami putra di RT 01, RW 05, Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus mengajarkan kemandirian. Salah satunya santri harus bisa berbelanja maupun masak sendiri.
Suasana Ponpes El Fath El Islami Rabu (14/4/2021) sore itu tampak hening. Suasana bertambah tenang lantaran lokasi pondok yang jauh dari jalan raya dan berada di tengah-tengah deretan pohon bambu.
Di situ santri menjalankan kegiatannya masing-masing. Ada yang mengaji, ada juga yang tengah memasak menu berbuka.
Santri asal Kudus yang sedang memasak itu bernama Miftahul Fauzi. Dia tampak terbiasa memainkan spatula di atas panci yang terisi menu sop.
Sop yang dibuatnya sederhana. Hanya berisi kol, wortel, dan ditambah bumbu dapur. Sementara lauknya tahu goreng.

Kegiatan berbelanja dan memasak di Ponpes ini sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan tidak hanya saat Ramadan. Kegiatan itu dilakukan dengan sistem piket.
“Hari ini yang piket empat orang. Ada yang belanja masak, dan mencuci piring. Hari ini saya kebagian masak. Dan ini masak sop sama tahu,” katanya, Rabu (14/4/2021).
Salah seorang santri dan juga pengurus pondok, Muhammad Robait Al Amin mengatakan, selama di pondok santri diajarkan kemandirian. Sehingga tidak serta merta meminta terus menerus kepada orang tua di rumah.
“Santri itu tidak hanya mengaji atau sekolah. Tetapi juga harus belajar soal kehidupan dan tata cara mandiri. Misal diberi uang dari orang tua itu bisa disisihkan juga. Ketika nanti ada uang sisa makan, biasanya kami gunakan untuk syukuran saat takbiran,” jelasnya.
Soal menu berbuka, menurutnya hanya ala kadarnya. Ciri khasnya tahu-tempe. Menu berbuka itu disantap bersama-sama dengan santri lainnya dengan cara klumpukan.
“Kalau untuk santri menu tahu-tempe itu sudah enak. Berbukanya kan barengan juga di satu nampan. Jadi ada rasa kekeluargaan juga,” ujar pemuda asal Lampung itu.
Saat ini Ponpes El Fath El Islami terdapat 25 santri putra. Sebanyak 18 santri ikut berpuasa di pondok. Sedangkan tujuh lainnya yang masih kecil diperbolehkan pulang ke rumah.
Pengamatan MURIANEWS, saat waktu berbuka tiba, santri duduk melingkar dan makan bersama di atas nampan. Kebersamaan dan keakraban terjalin antara santri yang satu dengan yang lainnya.
Salah seorang santri asal Demak, Asrofi menyampaikan adanya kebersamaan setiap berbuka puasa. Karena satu nampan dapat disantap bersama-sama. “Ya seperti ini bukanya bareng-bareng. Sehingga ada rasa kekeluargaan juga,” ujarnya.
Reporter: Vega Ma’arijil Ula
Editor: Ali Muntoha