Jumat, 29 Maret 2024

Teater Minatani Sukses Pentaskan Mendut Sebagai Simbol Idealisme Perempuan Pesisir Utara

Cholis Anwar
Rabu, 7 April 2021 16:39:39
Teater Minatani saat melakukan pementasan Roro Mendut. (MURIANEWS/ Istimewa)
  [caption id="attachment_211532" align="alignleft" width="880"] Teater Minatani saat melakukan pementasan Roro Mendut. (MURIANEWS/ Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Pati - Siwigustin, wanita paras ayu yang mengapit sebatang rokok di jari kananya, menatap tajam. Sesekali menghisap rokok sambil menggerutu. Kepulan asap, berhamburan di wajahnya. Mata sedikit terpejam, lalu berdiri dan bersuara dengan lantang. “Akulah bara pada udud (rokok) yang terlanjur dinyalakannya. Bara, tak kan pernah mudah padam. Salah kau memegang maka bersiaplah kau terbakar. Ya, aku wanita pesisir utara Jawa. Aku dilahirkan dari tanah orang-orang yang tak akan menyerah!. Maka bersiaplah kau menjadi karang yang dihantam ombak pemberontakan,” hentak Siwigustin saat memerankan Roro Mendut dalam pentas teater virtual Minatani, Selasa (6/4/2021) kemarin. Suara lantang itu sontak membuat para penonton terpana. Setiap kata yang keluar dari mulutnya, mengandung tanya. Gerak tangan lincah sambil meneganakan busana adat Jawa. Dia seolah ingin menunjukkan kebulatan tekadnya untuk tidak mau takluk pada Tumenggung Wiroguna. Beruntung, sosok Pronocitro mampu sedikit meredam kegelisahan dari Mendut. Tokoh dengan aktor Aji itu mampu menenangkan kekhawatiran yang dirasakan oleh kekasihnya tersebut. Wiroguna sendiri seolah telah tergila-gila pada Mendut. Baginya mendapatkan Mendut tak sebatas mendapatkan wanita melainkan penuntasan penaklukan yang telah dilakukan sebelumnya. Tanpa mendapatkan Mendut, baginya penaklukan itu akan sia-sia. Namun, cerita itu tak berujung bahagia. Pronocitro harus bersimbah darah dalam memperjuangkan kekasihnya. Mendut pun serupa. Dia memilih mengakhiri hidupnya ketimbang menyerah kalah pada prinsipnya. Sementara Wiraguna, berakhir dalam penyesalan. Seorang patih besar bahkan tak bisa mendapatkan apa yang sudah ada digenggamannya. Ketua Teater Minatani Siwigustin mengungkapkan, mereka sengaja memilih lakon Mendut “Kobar Api Pesisir Utara Jawa” dalam pementasan virtual itu. Sebab, cerita tersebut erat dengan karakter masyarakat Pati. "Inilah yang kemudian melatar belakangi pemilihan naskah. Bagi kami kisah Mendut tak sebatas pada persoalan percintaan. Melainkan keteguhan prinsip maupun sikap tak mau menyerah,” katanya, Rabu (7/4/2021). Pementasan itu diakuinya merupakan tawaran baru dari Teater Minatani. Kali ini mereka ingin memadukan sejumlah unsur dari ketoprak seperti silat, tari, maupun tembang dengan gaya teater. “Karena bagaimanapun kami tumbuh di Kabupaten Pati. Kota dengan seni peran ketoprak menjadi ikonnya. Kami ingin belajar dari sana untuk kami adaptasi di teater,” pungkasnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar