Banyak Lansia Emoh Divaksin, DKK Jepara Jemput Bola ke Desa-Desa
Budi Santoso
Rabu, 31 Maret 2021 16:24:58
[caption id="attachment_207039" align="alignleft" width="880"] Vaksin Sinovac. (MURIANEWS)[/caption]
MURIANEWS, Jepara - Rendahnya minat para lansia untuk mendapatkan pemberian vaksin Covid-19 di Kabupaten Jepara akhirnya disikapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara. Rencanannya, DKK Jepara akan melakukan ‘jemput bola’ dengan mendatangi desa-desa, untuk melakukan vaksinasi kepada para Lansia.
Kepala DKK Jepara Mudrikatun, menyatakan pihaknya tetap akan berusaha menuntaskan program vaksinasi Covid-19 untuk para lansia ini. Karena capaiannya masih sangat rendah, pihaknya memutuskan untuk merubah pendekatan yang dilakukan.
“Kami putuskan untuk melakukan ‘jemput bola’. Kami telah mengintruksikan kepada para tenaga vaksinasi di seluruh wilayah Jepara, melaksanakan vaksinasi di tengah-tengah masyarakat langsung. Kami akan membuka layanan vaksinasi di balai desa masing-masing. Mudah-mudahan dengan pendekatan seperti ini para Lansia mau diberikan vaksin,” kata Mudrikatun, Rabu (31/3/2021).
Dijelaskan oleh Mudrikatun, untuk vaksinasi Covid-19 di kalangan Lansia, Jepara menargetkan ada sekitar 124.027 Lansia. Namun sampai dua pekan lebih, DKK Jepara baru bisa menjangkau 7.997 lansia atau sekitar 6,5 persen.
”Terkini baru 27 orang lansia yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis kedua. Karena itu pihaknya merubah pendekatan, dengan menggunakan cara yang mirip seperti kegiatan posyandu. Karena sejauh ini hanya satu-dua orang saja yang mau datang ke Fasiltas kesehatan,” ujarnya
Rendahnya minat para Lansia untuk hadir mendapatkan vaksin Covid-19, diakui Mundrikatun menimbulkan masalah tersendiri. Terutama dalam masalah penyimpanan vaksin karena harus disimpan di tempat khusus.
Selain itu satu botol vaksin yang sudah dibuka hanya bisa bertahan maksimal tiga jam saja sejak segel dibuka. Setiap botol kecil atau satu vial, aturannya harus digunakan untuk 10 orang.
“Lha kalau sehari yang datang hanya tiga orang saja, kan bisa menimbulkan masalah terkait penyimpanan vaksinnya. Karena itu setiap hari kami harus minimal mendapatkan 10 lansia. Sehingga vaksin bisa digunakan secara maksimal,” jelas Mundrikatun.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi