Empat Sekolah di Grobogan Siap Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi: Sekolah tatap muka di masa pandemi. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Grobogan – Sebanyak 140 sekolah di Jawa Tengah disiapkan untuk melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka. Adapun pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka tersebut rencananya dijadwalkan pada 5-16 April 2021.
Dari 140 sekolah yang disiapkan untuk melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka itu, empat di antaranya adalah sekolah yang ada di Kabupaten Grobogan. Yakni, SMKN 1 Purwodadi, MAN 1 Grobogan, SMAN 1 Wirosari, dan SMPN 1 Grobogan.
Keempat sekolah tersebut, telah mempersiapkan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka. Bahkan, persiapan itu sebenarnya sudah dilakukan sejak adanya wacana pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Namun, wacana ini akhirnya harus belum terlaksana hingga saat ini.
“Rencana pembelajaran tatap muka sudah kami siapkan sejak Desember 2020 lalu. Bahkan dari pihak orang tua murid juga sudah memberikan izin,” kata Kepala MAN 1 Grobogan Suprapto pada wartawan, Selasa (23/3/2021).
Dijelaskan, sejumlah sarana prasarana penunjang penerapan protokol kesehatan sudah disiapkan. Seperti menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer di setiap ruangan.
Kemudian, di dalam ruang kelas juga diatur agar bisa memenuhi protokol kesehatan, khususnya berjaga jarak.
“Supaya tidak terjadi kerumunan, maka kami siapkan pembelajaran dengan tiga waktu. Jadi, setiap kelasnya nanti dua hari pembelajaran saja dalam sepekan. Untuk tahap pertama ini minimal hanya 70 siswa dan maksimal 110 siswa dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Purwodadi Sukamto mengungkapkan, pihaknya sudah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Menurutnya, persiapan pembelajaran tatap muka itu dinilai sudah mencapai 95 persen.
“Kami sudah merencanakan uji coba pembelajaran tatap muka pada Januari lalu. Bakan, presentasi dengan Pemprov Jateng juga telah dilakukan. Hanya saja, saat itu belum mendapatkan izin dari tim gugus tugas,” katanya.
Sukamto menjelaskan, pembelajaran di SMK nanti akan menitik beratkan pada praktik langsung sesuai dengan jurusannya. Hal itu sesuai dengan petunjuk dan teknis pelaksanaan yang diberikan pemerintah.
“Mengacu pada regulasinya, setiap kelasnya nanti hanya 18 siswa saja. Kami juga sudah membentuk tim pengawasan. Kemudian, koordinasi dengan kecamatan, puskesmas rujukan juga sudah kami lakukan,” jelasnya.
Reporter: Dani Agus
Editor: Ali Muntoha