Jumat, 29 Maret 2024

Dilema Penanganan Banjir Jati Wetan Kudus yang Sudah Tiga Pekan Menggenang

Anggara Jiwandhana
Selasa, 23 Februari 2021 09:40:39
Warga yang beraktivitas di tengah banjir di Dukuh Tanggulangin Desa Jatiwetan Kudus baru-baru ini. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_207528" align="alignleft" width="880"] Warga yang beraktivitas di tengah banjir di Dukuh Tanggulangin Desa Jatiwetan Kudus baru-baru ini. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus hingga kini masih bergantung pada proses pompanisasi untuk menyedot banjir yang menggenangi sejumlah desa di tiga kecamatan di Kudus. Padahal, banjir sudah menggenangi area permukiman sejak tiga pekan yang lalu. Salah satu permukiman yang masih tergenang dan dilakukan pompanisasi hingga saat ini adalah di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Budi Waluyo mengatakan, belum ada solusi baru untuk mengatasi genangan yang sudah bertahan tiga pekan tersebut. “Solusinya masih sama, ya pompa sama masih menunggu debit Sungai Wulan di buka,” kata dia, Selasa (23/2/2021). Pemkab Kudus sendiri, sejatinya mendapat bantuan pinjaman pompa dari Balai Pengolahan Sumber Daya Air (BPSDA) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) masing-masing sebanyak satu unit untuk mereduksi banjir di Desa Jati Wetan. Selain dua mesin pompa tambahan tersebut, pemerintah daerah juga mengaktifkan dua mesin pompanya sendiri dengan kemampuan satu pompa bisa menyedot air sebesar 500 meter kubik per detik. Namun, jumlah tersebut belum mampu mereduksi genangan banjir yang sudah menggenangi wilayah tersebut. “Karena debit Sungai Wulan masih tinggi, kami tidak bisa membuka pintu pembuangannya, solusinya ya hanya pompa,” ujar dia. Dalam waktu jangka panjangnya, lanjutnya, apabila ditambah pompa lagi, pihaknya ragu apakah tanggul bisa berumur panjang. Mengingat kerja pompa yang menghasilkan getaran. Sehingga dikhawatirkan mengubah struktur tanggul. “Agak riskan juga nanti kalau ditambah lebih banyak lagi, struktur tanggulnya bisa berpengaruh,” terangnya. Sementara sampai saat ini sendiri, masih ada sebanyak 491 jiwa dari 164 KK yang bertahan di lima lokasi pengungsian di Kudus. Yakni di TK Pertiwi Payaman Mejobo 8 jiwa, Aula Desa Karangrowo Undaan sebanyak 76 jiwa, serta Klenteng dan Gereja Tanjungkarang sebanyak 84 jiwa. Kemudian ada Gedung PKK Jetis Kapuan delapan jiwa. Serta yang paling banyak di Aula Balai Desa Jati Wetan 315 jiwa. "Sebanyak 344 pengungsi adalah orang dewasa dan 147 jiwa anak-anak," rinci Budi. Pihaknya kini terus berkoordinasi dengan masing-masing dapur umum dan tempat pengungsian untuk menyukupi kebutuhan logistik para pengungsi. Enam dapur umum pun terus memasok kebutuhan logistik untuk para pengungsi dan warga yang masih bertahan di rumah. “Kami berupaya semaksimal mungkin untuk menyukupi kebutuhan dari para pengungsi,” jelasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar