Jumat, 29 Maret 2024

PPKM Mikro Diperpanjang, Kudus Gencarkan Tracking Kontak Pasien Covid-19

Anggara Jiwandhana
Senin, 22 Februari 2021 13:30:01
Seorang guru SMP 3 Jekulo tengah menjalani swab test. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_201728" align="alignleft" width="880"] Seorang guru SMP 3 Jekulo tengah menjalani swab test. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di Kabupaten Kudus akan diperpanjang hingga dua pekan ke depan. Setelah sebelumnya PPKM mikro tahap pertama mulai diberlakukan pada 9 Febuari 2021 lalu. Pada pelaksanaan jilid ke dua ini, Pemkab Kudus akan lebih menggencarkan tracking kontak pasien positif Covid-19. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatkan, persentase tracking kontak di Kabupaten Kudus sendiri kini baru menyentuh angka 57 persen. “Jumlah tersebut perlu ditingkatkan kembali,” katanya, Senin (22/2/2021). Dalam prosesnya nanti, pemkab akan mulai melakukan tracking dengan melakukan tes swab PCR pada kontak erat para pasien positif. Sementara sebelum ini, pelaksanaan tracking ataupun tes swab PCR dilakukan hanya pada suspek saja. “Untuk ke depan baik dia bergejala atau tidak tetap akan dilakukan swab,” ujarnya. Kemudian, lanjut Hartopo, para kontak erat tetap harus melakukan swab PCR walau mereka telah melakukan tes rapid antigen bagaimanapun hasilnya. “Sehingga ketika hasilnya negatif maupun positif rapid mereka tetap akan swab PCR,” sambungnya. Hartopo menambahkan, para personel TNI dan Polri yang kini juga menjadi pelacak kontak erat pasien positif juga diharapkan bisa turut berkoordinasi dengan para pelacak kontak dari fasilitas kesehatan. Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) dr Andini Aridewi menjelaskan, dalam juknis baru memang diberi sejumlah aturan baru. Salah satunya adalah hasil dari swab antigen, juga bisa dihitung untuk persentase tracking sama halnya dengan hasil swab PCR. Selain itu, kontak erat yang sudah melakukan rapid antigen dan hasilnya positif tetap harus dilakukan swab untuk penegakan. Alasannya adalah kedekatan ataupun ketersediaan alat PCR. “Karena Kabupaten Kudus punya, jadi harus dilakukan swab, namun jika tidak punya dan lokasinya jauh dari tempat ketersediaan alat PCR, maka cukup dengan antigen dan dihitung tracking,” tandasnya. Sampai saat ini Kudus memiliki 5.207 kontak erat yang masih dipantau, 159 suspek, dan 76 probable. Dari 159 suspek dalam wilayah sebayak 27 dirawat dan 132 isolasi mandiri. Sementara untuk kasus aktifnya, kini berada di angka 219 pasien. Dengan rincian  72 pasien dirawat dan 147 pasien menjalani isolasi mandiri. Sementara untuk jumlah pasien meninggal kini berada di angka 494 orang.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar