Jumat, 29 Maret 2024

Delapan Pompa Dikerahkan untuk Sedot Genangan Banjir di Area Pertanian Kudus

Anggara Jiwandhana
Senin, 22 Februari 2021 12:45:40
Pompa yang dioperasikan Pemkab Kudus untuk menyedot banjir di area sawah Desa Kirig, Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_207494" align="alignleft" width="880"] Plt Bupati Kudus HM Hartopo saat meninjau lokasi pompa yang dikerahkan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kudus untuk sedot banjir di area persawahan Desa Kirig, Senin (22/2/2021). (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus melalui Dinas Pertanian dan Pangan mulai melakukan penyedotan banjir yang menggenangi sejumlah areal persawahan di dua kecamatan di Kudus, Senin (22/2/2021). Yakni di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, dan Desa Setrokalangan di Kecamatan Kaliwungu. Delapan pompa pun saat ini dikerahkan untuk mengurangi ketinggian air yang menggenangi area persawahan tersebut. Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, dua desa tersebut memang jadi prioritas untuk penyedotan banjir yang menggenangi area persawahan. Salah satunya adalah karena luasnya dari areal persawahan yang kebanjiran. “Desa Kirig punya luas sekitar 45 hektare, sementara Setrokalangan 20 hektare, ini disedot supaya bisa segera ditanam,” katanya. Untuk pembagiannya sendiri, enam pompa dengan total kapasitas sedot ratusan meter kubik per detik diletakkan di areal persawahan Desa Kirig. Sementara dua pompa sisanya, ditempatkan di areal persawahan Desa Setrokalangan. Pihaknya pun berharap, dengan penyedotan tersebut, genangan di areal persawahan bisa berkurang dan bisa segera ditanami. Sehingga pemulihan ekonomi bisa segera berjalan. “Untuk desa lainnya menunggu giliran,” jelas Hartopo. [caption id="attachment_207451" align="alignleft" width="880"] Pompa yang dioperasikan Pemkab Kudus untuk menyedot banjir di area sawah Desa Kirig, Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] Hartopo mengatakan, langkah ini diambil untuk memberikan kontribusi kepada petani yang terdampak banjir. Hartopo berharap dengan diterjunkannya mesin pompa akan mengurangi volume air yang menggenangi area persawahan dan permukiman. "Semoga cepat surut, dengan diterjunkanya mesin pompa ini diharapkan dapat mengurangi debit air, mengingat speed dari mesin pompa ini dapat mencapai 1.000 kubik per menit," jelasnya. Hartopo menambahkan, yang menjadi permasalahan adalah debit air di Sungai Jeratun dan Sungai Juwana masih tinggi, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengalirkan genangan air. "Kita alirkan limpasan air ini ke Sungai Jeratun dan Sungai Juwana. Namun yang jadi kendala adalah debit air sungai tersebut masih tinggi, tentunya membutuhkan waktu lebih untuk dapat menampung volume air dari pompa ini sambil kita evaluasi hasilnya," ujarnya. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Catur Sulistiyo mengatakan, pemompaan debit air ini merupakan tindak lanjut dari arahan Plt Bupati Kudus. Hartopo sebagai upaya mengurangi debit air yang merendam persawahan. "Kami bekerja sama dengan BPBD Kudus melakukan pompanisasi yang difokuskan di area persawahan sebagai upaya untuk mnegurangi volume air yang menggenang," jelasnya. Ia menyebut, waktu yang diperlukan untuk memompa banjir dari area persawahan baik itu di Kecamatan Mejobo ataupun Kecamatan Kaliwungu kurang lebih dua pekan. Sementara Camat Mejobo Aan Fitriyanto menyebutkan, untuk luasan sawah di Kecamatan Mejobo sendiri ada sebanyak 902 hektare. Dari jumlah itu yang terendam banjir sekitar 470 hektare yang tersebar di Desa Kirig, Payaman, Temulus dan Mejobo. “Kalau di sini (Desa Kirig) nanti terbukti efektif, tentu akan diteruskan di desa-desa lainnya,” jelas dia. Trisno, salah satu petani Desa Kirig mengatakan jika lahan pertaniannya sudah terendam sejak Desember tahun lalu. Hingga sampai kini, pihaknya belum bisa menanami areal persawahannya. Oleh karena itu, pihaknya berterima kasih atas bantuan enam pompa tersebut. Pihaknya optimis, bisa memulai masa tanam pada April mendatang. “Kalau tidak ada pompa, bisa-bisa Agustus baru tanam,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar