Jumat, 29 Maret 2024

Haryanto Tuding Biang Banjir di Pati Lantaran Normalisasi Sungai Juwana Belum Tuntas

Cholis Anwar
Senin, 15 Februari 2021 15:04:23
Bupati Pati Haryanto saat menyambangi korban banjir (MURIANEWS/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_207028" align="alignleft" width="880"] Bupati Pati Haryanto saat menyambangi korban banjir (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Pati - Bupati Pati Haryanto menyebut biang kerok banjir di Bumi Mina Tani itu lantaran terjadinya pendangkalan di Sungai Juwana. Sehingga pada saat muaim hujan, air akan lebih banyak yang meluap ke permukiman warga. "Biar tidak kebanjiran, normalisasi Sungai Juwana ini harus tuntas dari hulu sampai hilir. Apalagi Sungai Juwana ini mempunyai 26 anak sungai," katanya usia memberikan bantuan paket sembako di Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Senin (15/2/2021). Dirinya meminta kepada Gubernur Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat untuk memprioritaskan normalisasi Sungai Juwana. Hal itu merupakan satu-satunya cara agar Pati tidak melulu banjir saat musim hujan. “Kami mohon untuk progam nasional ada yang ditunda terlebih dahulu untuk penuntasan normalisasi Sungai Juwana. Kami juga telah menyiapkan Detail Engineering Desaign atau DED sejak dua tahun lalu," pintanya. Bupati juga menyebut sudah berkali-kali menyampaikan usulan itu ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta ke balai besar. Bahkan Haryanto juga mengaku pernah menghadap ke Presiden Joko Widodo untuk penuntasan persoalan tersebut. “Dari DED diperkirakan habisnya hingga Rp 1,2 triliun. Ini tentu daerah tak akan mampu. Kami butuh bantuan pusat. Karena selain normalisasi, dalam DED nantinya juga ada kolam penampungan air, hingga bendung kembang kempis,” imbuhnya. Seperti diketahui, normalisasi Sungai Juwana itu sebenarnya sudah dilakukan dua tahap. Hanya, prosesnya tidak secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Tahap pertama dilakulan pada 2019 lalu dengam anggaran mencapai Rp 40 miliar. Pada tahap ini, pengerukan dilakukan dari hilir ke hulu sepanjang 2,7 kilometer. Kemudian pada tahap dua dilakukan pada 2020 lalu dengan tambahan anggaran mencapai Rp 96 miliar. Anggaran itu dipergunakan untuk mengeruk sungai sepanjang 5,5 kilometer.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar