Jumat, 29 Maret 2024

Pemkab Kudus Didorong Maksimalkan Program Desa Tangguh Bencana

Anggara Jiwandhana
Senin, 15 Februari 2021 15:30:57
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Mawahib Afkar saat mengirimkan bantuan korban bencana banjir di Kudus beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_207025" align="alignleft" width="880"] Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Mawahib Afkar saat mengirimkan bantuan korban bencana banjir di Kudus beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah Mawahib Afkar mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk menerapkan dan memaksimalkan progam Desa Tangguh Bencana (Destana). Di Kudus sendiri, kata Mawahib, tiap musim hujan masyarakat di hulu selalu khawatir dengan adanya bencana tanah longsor. Sementara masyarakat hilir khawatir akan bencana banjir. Mawahib mengatakan, regulasi dengan segenap konsiderasinya sebenarnya telah disiapkan dengan matang melalui perka BNPB Nomor 01 Tahun 2012. Hanya memang, dalam pelaksanaannya masih dirasa belum maksimal. Oleh karena itulah, sambung dia, perlu adanya sosialisasi yang massif terkait progam tersebut. Terutama di desa-desa rawan bencana. “Padahal progam tersebut sangat baik setidaknya untuk pengurangan risiko bencana di tingkat lokal,” kata Mawahib, Senin (15/2/2021). Sementara di dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kudus, sambungnya, juga terdapat Perda Nomor 4 Tahun 2011 dan Perbup Nomor 13 Tahun 2015 yang mengatur tentang pedoman umum penanganan bencana. Dua dasar tersebut, bisa mengarah ke fasilitasi pembentukan destana. Selain itu, sambungnya, juga bisa diarahkan pada pemetaan klaster bencana dan memperkuat kebijakan mendesak terkait infrastruktur irigasi normalisasi sungai maupun pembuatan embung-embung kewilayahan. “Dalam dimensi skala prioritas secara agama adalah hifdzun nafs meyelamatkan manusianya terlebih dahulu baru lainnya,” ujar dia. Perusahaan-perusahaan besar juga diharapkan bisa bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan bencana. “Banyak industri di kudus yang berskala multinasional ini diharapkan turut serta dalam setiap penanganan bencana kemanusiaan,” tegasnya. Mawahib menambahkan, bencana alam memang menjadi hukum alam. Namun, mengantisipasi bencana adalah tindakan yang mulia. Oleh karena itu, sinergitas stakeholder baik pemerintah, komponen masyarakat dan perusahaan sangat di harapkan dalam menangani ini. “Terlebih kemarin Tanggulangin mengalami banjir yang bercampur limbah berminggu-minggu, kami mendorong untuk segera melakukan pemompaan untuk bisa menyelamatkan masyarakat di sana,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar