Jumat, 29 Maret 2024

Tumpahan Batu Bara di Perairan Jepara Tidak Ada Hubungannya dengan PLTU Tanjung Jati B

Budi Santoso
Senin, 18 Januari 2021 11:51:10
Sejumlah kapal melakukan aktivitasnya di PLTU Tanjung Jati B Jepara. (MURIANEWA/Budi Erje)
[caption id="attachment_204884" align="alignleft" width="880"] Sejumlah kapal melakukan aktivitasnya di PLTU Tanjung Jati B Jepara. (MURIANEWA/Budi Erje)[/caption] MURIANEWS, Jepara - PLTU Tanjung Jati B menyatakan, tumpahan batu bara yang terjadi di perairan Jepara sejak beberapa hari lalu tidak ada hubungannya dengan PLTU Tanjung Jati B. Besar kemungkinan, batu bara yang tumpah di lautan tersebut milik perusahaan lain. Deputy Manajer Humas PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, Mohamad Grahita menyatakan, selama ini suplai batu bara untuk PLTU Tanjung Jati B, menggunakan kapal Vessel. Sehingga kecil kemungkinan tumpah seperti yang terjadi seperti di perairan Jepara tempo hari bisa terjadi. “Kapal pengangkut batu bara PLTU Tanjung Jati B selama ini menggunakan kapak Vessel dan bukan Tongkang. Kalau semisal tumpah, berarti kapalnya pasti terbalik,” ujarnya, Senin (18/1/2021). Ia menjelaskan, kapal Vessel pengangkut batu bara di PLTU Tanjung Jati B merupakan kapal tertutup. Ukurannya juga kebih besar dan mampu mengangkut 70 ribu metrik ton batu bara. Baca: Puluhan Warga Berburu Batu Bara di Pantai Sikembu Jepara, Diduga dari Tongkang yang Dihantam Ombak Dengan model itu, baru bara tidak mungkin tumpah saat diterjang ombak. Terkecuali kapal terbalik di lautan. Sampai saat ini, lanjutnya, kendati cuaca di perairan Jepara tengah memburuk, namun pasokan batu bara untuk PLTU Tanjung Jati B dinyatakan masih aman. Grahita pun menegaskan, di tengah musim gelombang tinggi, aktivitas bongkar batu bara di Jetty (dermaga) PLTU Tanjung Jati B, masih tetap bisa dilaksanakan. [caption id="attachment_204586" align="alignleft" width="880"] Sejumlah warga mengumpulkan batu bara yang berserakan di Pantai Sikembu Jepara. (MURIA[/caption] Selain itu, sesuai dengan Standart Operation Prosedur (SOP) stok batu bara untuk pemakaian selama 2 bulan sejak bulan Desember lalu, sudah dilakukan. Sehingga, meski cuaca ekstrem terjadi seperti sekarang ini, ketersediaan batu bara masih tercukupi. Stok batu bara yang sudah dilakukan sejak Desember 2020 jumlahnya mencapai 800 ribu ton. Jumlah ini mampu untuk mencukupi kebutuhan pengoperasian pembangkit selama 60 hari. Aktivitas suplai batu bara, sejauh ini juga tidak ada kendala secara signifikan. Gelombang tinggi yang terjadi, untuk kapal Vessel hanya berpengaruh pada lamanya sandar. Jadi hanya berpengaruh pada masalah waktu pembongkaran muatan kapal vessel yang datang. “Untuk setiap unit pembangkit dibutuhkan 6.000 metrik ton setiap hari. Saat ini di PLTU Tanjung Jati B hanya dua unit yang beroperasi. Sedangkan dua unit yang lain sedang mengalami masa pemeliharaan. Sejauh ini tidak ada masalah untuk kebutuhan batu bara. Karena sudah ada stok untuk 2 bulan kedepan,” jelas Mohamad Grahita. Sebelumnya, warga sekitar Pantai Sikembu, Mulyoharjo, Jepara ramai-ramai memunguti batu bara di sekitar pantai setempat. Batu bara tersebut diduga tumpah saat kapal tongkang pengangkut dihantam ombak. Masyarakat yang memunguti batu bara tersebut menduga batu bara yang bertebaran di pantai berasal dari tongkang, pemasok batu bara di PLTU Tanjung Jati B.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar