Jumat, 29 Maret 2024

Lima Orang di Kudus Meninggal Akibat DBD Tahun 2020

Yuda Auliya Rahman
Sabtu, 16 Januari 2021 14:04:19
Salah seorang petugas fogging tengah menyemprot salah satu ruangan guna cegah nyamuk DBD. (MURIANEWS.com/Anggara Jiwandhana)
  [caption id="attachment_160662" align="alignleft" width="720"] Salah seorang petugas fogging tengah menyemprot salah satu ruangan guna cegah nyamuk DBD. (MURIANEWS.com/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat, selama 2020 lalu ada 80 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kretek. Dari jumlah tersebut, lima orang di antaranya meninggal dunia. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus Nuryanto mengatakan, pasien DBD yang meninggal karena terlambat mendapatkan penanganan dan perawatan. Saat mendapatkan perawatan medis, kondisi pasien memang sudah cukup parah saat mendapat penanganan medis. "Lima kasus DBD meninggal itu terjadi hingga triwulan kedua. Kebanyakan itu kasus DBD menyerang pada anak-anak. Tapi dewasa juga ada, jika dipersentase 80 persen kasus DBD anak-anak, dan 20 persen dewasa," katanya Sabtu (16/1/2021). Selain kasus tersebut, di awal tahun 2021 ini, pihaknya sudah menemukan dua kasus di Kecamatan Jati. Yakni di Desa Getas Pejaten, dan Desa Pasuruhan Lor. Menurutnya, setelah dipastikan terdiagnosa DBD, penyelidikan epidemologi (PE) akan dilakukan oleh tiap puskesmas. "Petugas puskesmas mencari bak atau tampungan air yang ada di radius 100 meter di sekitar rumah penderita. Ketika ada jentik, petugas akan memberikan Abate yang bisa membunuh jentik dan mencegah nyamuk dewasa untuk bertelur di bak-bak tersebut. Abate itu bertahan selama tiga bulan, dengan catatan tidak dibersihkan dengan sikat," terangnya. Lebih lanjut, tahap penyemprotan insektisida atau fogging dilakukan, jika setelah hasil PE di radius 100 meter menunjukkan kriteria jentik nyamuk lebih dari 20 persen. Seperti yang beberapa hari yang dilakukan Puskesmas Ngembal Kulon di Desa Getas Pejaten. "Ini bentuk keseriusan untuk mengantisipasi dan memutus penyebaran rantai DBD. Puskesmas juga sambil melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan 3M yakni mengurus, menutup dan mengubur," tandasnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar