Kamis, 28 Maret 2024

Basarnas Jepara Dirikan Posko Pencarian Nelayan Batang yang Pecah Kapal di Lautan

Budi Santoso
Jumat, 15 Januari 2021 17:23:09
Basarnas Jepara melakukan pencarian nelayan Batang yang pecah kapal usai tertabrak kapal tanker di lautan. (MURIANEWS/Budi Erje)
[caption id="attachment_204623" align="alignleft" width="1920"] Basarnas Jepara melakukan pencarian nelayan Batang yang pecah kapal usai tertabrak kapal tanker di lautan. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption] MURIANEWS, Jepara - Basarnas Jepara mendirikan posko pencarian nelayan asal batang yang mengalami pecah kapal usai tertabrak kapal tanker di laut Jepara. Pasalnya, dari keterangan dua pelaut asal Batang yang ditemukan di Perairan Pailus, Jepara masih ada 12 nelayan yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Kepala Basarnas Jepara Whisnu Yuas mengatakan, pihaknya melibatkan sekitar 50 personel untuk melakukan pencarian terhadap 12 nelayan yang hilang tersebut. Secara keseluruhan ada tiga Posko Pencarian yang didirikan pihaknya, dalam operasi pencarian ini. Pertama di Pelabuhan Jepara, kemudian Posko Pantai Pailus, dan Posko Pantai Bayuran. ”Kita menggunakan RIP (Rigit Inflatable Boat) dari Basarnas Semarang dan Jepara. Kendalanya ada peringatan dini dari BMKG, bahwa diperkirakan ketinggian ombak sekitar 0 sampai 2 meter,” kata Whisnu, Jumat (15/1/2021) di Posko Pelabuhan Jepara. Terkait dengan kronologi tabrakan kapal yang terbaru, Whisnu menjelaskan, pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 16.30 WIB kapal KMN Berkah Abadi meninggalkan pelabuhan Batang. Kapal jenis Cantrang ini memiliki bobot 30 GT, dan berencana untuk menuju ke perairan Utara Kalimantan. “Namun pada tengah malam, atau Minggu (10/1/2021), sekitar jam 00.15, kapal ini tertabrak kapal tanker dengan warna merah. Belum diketahui kapal tanker dari mana dan apa namanya. Namun yang jelas dia berlayar dari arah Jakarta menuju ke arah Surabaya. Tabrakan ini, menyebabkan haluan kiri KMN Berkah Abadi berlubang dan akhirnya tenggelam,” ujar Whisnu. Para ABK yang seluruhnya berjumlah 14 orang, sempat berhasil membuat rakit penyelamat dari bahan-bahan yang ada. Setelah tiga hari terapung-apung di tengah laut, salah satu ABK bernama Aji Slamet Ramadhan diketahui meninggal dunia, yang kemudian oleh rekan-rekannya dibungkus karpet untuk kemudian diletakan di tengah rakit. Namun pada Selasa (12/1/2021) sekitar sore hari, rakit darurat mereka dihantam ombak setinggi kurang lebih tiga meter. Hal ini menyebabkan rakit darurat mereka rusak. Jenasah Aji Selamet juga hilang terbawa arus. Malam itu juga, lima orang ABK dipimpin Nahkoda Kapal memecah rakit menjadi dua bagian. Satu rakit lainnya dinaiki oleh 8 ABK. Sempat mereka yang menyelamatkan diri beranggapan melihat lampu PLTU Batang. "Selanjutnya pada Rabu (13/1/2021) sekitar jam 03.00 WIB ada kapal cumi di sekitaran PLTU Jepara yang dilihat kelompok 5 orang ABK ini. Tiga ABK memisahklan diri untuk meminta pertolongan dengan cara berteriak, namun tidak berhasil. Baru keesokan harinya, sekitar pukul 09.00 WIB, dua orang ABK ditemukan nelayan asal Pailus Mlonggo, Jepara,” jelas Whisnu. Dua korban yang selamat, sampai saat ini masih dirawat di RSUD Kartini Jepara. Pihak Basarnas Jepara sendiri berencana akan melaksanakan operasi pencarian selama sepekan ke depan. Sejauh ini penyisiran di lakukan di sepanjang perairan Jepara. Cuaca yang masih belum bersahabat menimbulkan kendala bagi tim pencari.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar