Kamis, 28 Maret 2024

Dampak Sekolah Daring, Penjualan Meja Belajar Anak di Pati Lesu

Cholis Anwar
Sabtu, 9 Januari 2021 17:29:01
Jumadi menunjukkan meja belajar anak hasil kreasinya (MURIANEWS/Cholis Anwar)
MURIANEWS, Pati - Meja belajar khusus untuk anak, biasanya memang laris di pasaran. Apalagi dengan aneka gambar yang bisa menarik perhatian. Bagi anak-anak yang hendak masuk sekolah, meja belajar ini memang tidak pernah ketinggalan. Di samping simpel dan mudah untul di bawa, meja pun nyaman untuk digunakan. Pengrajin meja belajar anak Jumadi (45) mengatakan, sebelum pandemi berlaangsung, produksi meja belajar setiap harinya bisa mencapai 200 buah. Itu pun sudah ada yang pesan terlebih dahulu. Namun, ketika pandemi, dirinya mengaku produksi menurun drastis. Bahkan hampir tidak ada pemasukan setiap harinya. Kemudian mulai ramai lagi pada masa new normal. "Kalau awal-awal new normal kemarin yang booming adalah meja belajar mini, tapi sekarang permintaanya menurun, mungkin sudah banyak yang punya," ungkapnya. Warga Desa Srikaton, Kecamatan Kayen ini mengaku harus memutar otak agar produksinya tetap berjalan. Hasilnya tercetus ide untuk membuat miniatur truk oleng yang tengah ramai di kalangan anak-anak. "Karena yang sedang musim mainan truk oleng, jadi saat ini kita fokus ke buat mainan dulu. Untuk meja belajar karena sedang lesu, produksinya kita kurangi sesuai permintaan saja," ungkapnya. Jumadi mengaku sempat jatuh bangun dalam merintis usaha ini. Bahkan awal-awal membangun usaha ini dirinya harus rela menelan "pil pahit". Karena uang modal usahanya dibawa kabur oleh patner kerjanya. Namun dengan kepercayaan dan kerja kerasnya, Jumadi bisa meneruskan dan membangun usaha ini sampai sekarang. "Awalnya itu saya hanya tanam modal ke teman yang menjalankan usaha ini. Tapi di tengah perjalanan uang modal semua dibawa kabur," keluh Jumadi. Dengan bahan baku seadanya yang tersisa, Jumadi akhirnya memutuskan untuk meneruskan usaha itu sendiri. Saat ini dirinya sudah bisa merasakan usaha dari kerja kerasnya. "Semua ada hikmahnya. Semula memang harus jatuh bangun, barang produksi ditolak di sana-sini. Tapi sekarang Alhamdulilah, produksi kita sudah masuk swalayan dan toko-toko," tutupnya.   Reporter: Cholis Anwar Editir: Supriyadi

Baca Juga

Komentar