Kamis, 28 Maret 2024

Berita Viral Jateng Sepanjang 2020

Murianews
Kamis, 31 Desember 2020 18:13:28
Kades Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, Zaenal Arifin. (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
MURIANEWS, Semarang - Jagad dunia maya dibikin heboh dengan beragam kejadian di Jawa Tengah. Peristiwa-peristiwa itu bahkan sempat menjadi isu nasional dan ramai bertengger di lini masa media sosial. Peristiwa viral itu pun beragam. Ada yang menggelitik hingga membuat pembaca merasa iba. Alhasil, meski kejadiannya sudah lama tapi masih melekat diingatan masyarakat. Berikut kaleidoskop aksi viral di Jateng selama tahun 2020. [caption id="attachment_202777" align="aligncenter" width="880"] Kades Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, Zaenal Arifin. (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)[/caption] Kades di Sragen Bayar Nasi Goreng Pakai Sepatu Jagad maya digegerkan dengan video berdurasi 15 menit Kades Glodongan, Kecamatan Klaten Selan, Zaenal Arifin. Pria berusia 51 tahun itu membayar nasi goreng dengan sepasang sepatu. Video tersebut pun viral di grup WhatsApp. Dalam video itu Zaenal masuk ke warung tanpa alas kaki. Memakai baju batik dan celana panjang hitam sambil membawa uang Rp 100 ribu. Dia pun bergegas menemui kasir untuk menyerahkan uang guna mengambil sepatu. Uang kembalian diserahkan semua ke warung dan setelah itu Zaenal pulang. Kepada awak media, Zaenal mengakui orang yang ada di video tersebut dirinya. Ia pun menceritakan meninggalkan sepatunya karena kelupaan membawa uang. ”Iya itu saya. Saya makan nasi goreng tambah kerupuk sama es teh habis Rp 16.000. Begitu mau bayar dompet tidak ada dan kantong kosong, mau ninggal HP juga mati,” katanya, Kamis (17/12/2020). Kejadian itu, lanjutnya, berlangsung hari Selasa (15/12/2020) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu dirinya seorang diri pulang dari RS Islam usai mengurus anggota Linmas yang meninggal dunia. ”Saya sejak pagi memang belum makan dan mampir warung bakmi,” lanjutnya. Setelah makan habis dan akan membayar, ternyata Zaenal tidak membawa dompet dan uang. Yang dibawa cuma sepeda motor dinas, sepatu dan baju batik yang dipakainya. ”HP saya mati, mau telp orang rumah kesulitan. Dan saya merasa harus tanggung jawab atas apa yang saya makan. Saat itu yang ada hanya sepatu dan baju batik. Jelas tidak mungkin kalau saya meninggalkan baju. Akhirnya saya tinggalkan sepatu,” terangnya Setelah itu, ia pulang dan meminta uang istrinya Rp 100 ribu. Dengan uang itu, dia bergegas balik ke warung membayar dan mengambil sepatu. “Saya balik situ nebus sepatu. Sepatu kulit itu dulu saya beli Rp 300 ribu dan setiap hari memang sering saya pakai,” terang Zaenal yang juga pensiunan TNI AD berpangkat pembantu letnan satu. Saat dirinya meninggalkan sepatu, Zaenal mengakui sang kasir sempat tidak mau. Padahal di warung itu juga sedang ramai pembeli. Dirinya juga tak menyangka videonya viral. Rekaman itu yang mengambil adalah karyawan warung dengan maksud untuk dokumen agar jelas ada bukti. [caption id="attachment_193057" align="aligncenter" width="880"] Tangkapan layar curhat gadis kena tilang di Klaten (dok. Ist)[/caption] Curhatan ABG Klaten setelah Ditilang Polantas Pengguna media sosial Facebook dibuat heboh dengan postingan berisi curhatan seorang gadis yang mengaku bernama Dewi. Melalui akunnya, Dewi mencurahkan kejengkelannya saat kena tilang pada razia polisi lalu lintas di wilayah Penggung, Kabupaten Klaten saat pandemi virus Corona atau Covid-19. Postingan itu diunggah akun Dewi di Info Cegatan Klaten (ICK) hari ini, Rabu (5/8/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. ”Lagi pisan kui broo motorku keno tilangan saiki daerah penggung klaten sak jek e aku ora tau keno tilang gowo pit kui, Iki opo tow jano razia opo? Jare ijik korona tp ngopo kog wes musim tilangan? Padahal yo pns bar gajian ? Dunia ini sangat lucu,” tulis Dewi, Rabu (5/8/2020). “Baru sekali ini broo motorku kena tilang sekarang (di) daerah Penggung, Klaten, selama ini saya tidak pernah kena tilang bawa motor itu. Ini sebenarnya razia apa? Katanya masih Corona tapi kenapa sudah musim tilangan? Padahal PNS juga habis gajian dunia ini sangat lucu,” Unggahan itu disertai dua gambar tangkapan layar percakapan Dewi dengan seseorang yang diduga saudaranya terkait tilang itu. Dalam percakapan itu tampak jika motor yang ditilang itu tak dilengkapi surat lengkap. Respons Dewi terkait laporan tilang itu yang diduga memantik beragam reaksi dari netizen hingga viral. Bahkan, postingan tersebut sudah mendapatkan lebih dari 12.000 komentar dan 6.000 tanggapan. Dari ribuan komentar tersebut, tak sedikit netizen yang justru mencibir Dewi. Mereka menilai sudah sepantasnya Dewi diberi surat tilang karena memang tak membawa kelengkapan surat kendaraan. Kasat Lantas Polres Klaten AKP Bobby Anugerah Rachman membenarkan jika ada razia kendaraan di Jalan Jogja-Solo daerah Penggung, Klaten. Dia menyebut yang bersangkutan kena tilang di Penggung, Klaten karena tidak memakai helm. Bobby mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencermati postingan itu. Rencananya dia akan meminta keterangan yang bersangkutan dan akan diberikan penjelasan terkait kegiatan tilang hari ini. [caption id="attachment_195799" align="aligncenter" width="880"] Hasil tangkap layar instagram @dkksemarang. (MURIANEWS)[/caption] Viral Chatting Ajakan Sebar Corona Sebuah percakapan via chatting menghebohkan jagad maya karena berisi ajakan menyebarkan virus Corona. Satgas Covid-19 dan kepolisian langsung turun tangan mengambil tindakan. Percakapan tersebut awalnya beredar di Facebook kemudian direposting ke berbagai platform media sosial lainnya. Dalam percakapan antardua orang itu salah satu mengatakan dirinya tak bermasker dan jalan-jalan ke berbagai tempat, padahal statusnya positif Covid-19. Ia juga menyebut ayahnya meninggal karena Covid-19 dan kemudian ia tetap tertular meski berusaha bersih. Dalam percakapan itu ia seolah tidak peduli lagi jika orang lain tertular bahkan mengajak kawan chatingnya untuk jalan-jalan. Postingan dengan isi yang mengejutkan itu langsung menjadi heboh mendapat respons. banyak yang menanyakan soal lokasi tepatnya karena menyebut nama mal dan juga daerah. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam bergerak cepat. Dua orang yang ada dalam percakapan yang beredar, yaitu perempuan berinisial L, dipastikan sudah melakukan isolasi ke rumah dinas wali kota bersama kedua anaknya, mereka semua dalam kondisi positif Covid-19. “Sudah ditangani. Bu L dan ke dua anaknya saat ini sudah selesai melakukan pemeriksaan dan administrasi kemudian sudah menempati tempat isolasi,” jelas Hakam kala itu. Ia kemudian menjelaskan soal percakapan L dan perempuan lain berinisial F. Keduanya positif Covid-19, kemudian F mengatakan bahwa tetangga L masih berpergian padahal positif Covid-19, sehingga F merasa bisa bebas keluar rumah juga. Pihak medis dan kepolisian pun sudah melakukan evakuasi terhadap L dan keluarganya yang positif Covid-19 dan dibawa ke tempat isolasi. Sedangkan F masih isolasi mandiri di rumah dengan alasan masih harus merawat ibunya yang juga sakit. [caption id="attachment_190724" align="aligncenter" width="880"] Ilustrasi. (Pixabay/leo2014)[/caption] Nakes RS di Solo Ini Viral usai Diusir Ibu Kos Aksi penolakan terhadap tenaga medis yang berjuang di garda depan untuk menangani Covid-19 kembali terjadi di Jateng. Tiga perawat di RSUD Bung Karno Surakarta diusir dari tempat kosnya. Penyebabnya, pemilik kos takut jika perawat tersebut menularkan virus corona. Pasalnya rumah sakit tempat mereka bekerja menjadi salah satu rujukan penanganan pasien corona. Kabar ini juga terdengar oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Senin (27/4/2020) malam, Ganjar langsung menelepon tiga perawat itu. Tak hanya itu, Ganjar juga meminta nomor ibu pemilik kos. Ibu kos yang mengusir tiga perawat itu pun menangis ketakutan saat ditelepon orang nomor satu di Jateng tersebut. Kepada Ganjar pemilik indekos mengaku takut jika suaminya tertular Covid-19. Yang membuat Ganjar heran ibu pemilik kos itu merupakan juga seorang tenaga medis, yakni seorang bidan. “Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan,” katanya. Ganjar juga menyebut jika kondisi tiga perawat itu saat sudah aman. Setelah terusir dari kos, mereka sudah dijemput pihak rumah sakit.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar