Jumat, 29 Maret 2024

Bertambah Terus, Tinggal Empat Desa di Jepara yang Berstatus Zona Hijau

Budi Santoso
Sabtu, 26 Desember 2020 09:41:28
Ilustrasi covid-19. (Pixabay)
MURIANEWS, Jepara - Perkembangan kasus Covid-19 di Jepara mulai merubah peta sebaran penularannya. Dari 195 desa/kelurahan di Kabupaten Jepara, hanya empat desa yang masih berstatus zona hijau. Di empat desa ini, sementara masih belum ada warganya yang terpapar covid 19. Desa-desa yang belum terpapar atau berstatus zona hijau tersebut adalah Kemujan, Parang, dan Nyamuk di kecamatan Karimunjawa. Sedangkan satu desa lainnya adalah Desa Dudak Awu di Kecamatan Kembang. Desa Karimunjawa dan Tempur, sebelumnya juga masuk zona hijau. Namun dalam tiga hari terakhir dua desa ini sudah mulai ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19. "Karimunjawa sudah ada satu warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara Tempur ada tiga kasus terkonfirmasi positif covid. Waktunya hampir bersamaan. Jadi memang penularan Covid-19 saat ini semakin meluas," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Jepara, Moh Ali, Sabtu (26/12/2020). Moh Ali juga menegaskan, penerapan protokol kesehatan di masyarakat akan menjadi kunci dalam mengatasi peningkatan yang terjadi. Jika masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupannya, maka kasus-kasus Covid-19 akan terus bertambah. Sementara itu, Ketua Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, dr. M Fakhrudin menyatakan, apa yang terjadi menunjukan bahwa penerapan protokol kesehatan di masyarakat mengalami kendala. Dalam penaganan Covid-19, program 3 T (Testing, Tracing, dan Threatment) harus berjalan beriringan dengan penerapan protokol kesehatan berupa 3 M (Masker, Mencuci Tangan dan Menjauhi Kerumunan). "Kalau 3 T dan 3 M dilaksanakan sama-sama kuat maka covid akan hilang. Kemudian kalau 3T lemah dilakukan tapi 3 M kuat, maka yang terjadi adalah apa yang disebut New Normal. Sebaliknya jika 3 T dilakukan dengan kuat namun 3 M lemah, yang terjadi ya seperti saat ini terjadi di Jepara. Kasus meningkat, angka kematian tinggi dan menimbulkan resiko bagi tenaga kesehatan," ujar dr M Fakhrudin, terpisah.   Reporter: Budi Erje Edutor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar