Jumat, 29 Maret 2024

Wajah Pendidikan di Era New Normal

Murianews
Sabtu, 5 Desember 2020 10:47:40
Ilustrasi: Sekolah tatap muka di masa pandemi. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_201848" align="alignleft" width="150"] Shofiyati *)[/caption] PERKEMBANGAN dan perubahan ada karena pembaharuan dan pembiasaan. Pergerakan ke depan demi kemajuan sangat dibutuhkan apalagi dalam dunia pendidikan. New Normal mampu menuntun kita menjadi lebih membuka mata dalam menyikapi transformasi pendidikan khususnya di Indonesia jika dilihat dari sudut pandang yang bijaksana. Presiden Joko Widodo pada video konferensi 15 Mei 2020 mengatakan, bahwa kondisi mau tak mau akan berubah karena adanya penyesuaian dan tetap ada pemberlakuan protokol keselamatan serta kesehatan. PSBB dilonggarkan,  pelaksanaan New Normal akan dilakukan bertahap di beberapa sektor ataupun pelaksanaan di daerah. New Normal itu merupakan kebiasaan baru yang muncul atas penyesuaian kebiasaan sebelumnya atau bisa juga dikatakan kondisi normal yang dianggap baru. Pada masa pandemi ini banyak hal yang terjadi, salah satunya pandemi ini memberikan big punch pada pendidikan  yang harus mampu bertransformasi lebih canggih, bukan hanya dari segi teknologi tapi juga konteks lain yang memengaruhi. Dalam masa pandemi di dunia pendidikan, terdapat  peluang di balik masalah jika dilihat dengan bijaksana. Zaman dulu mayoritas yang digunakan dalam pendidikan adalah nondigital learning atau offline learning yaitu pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau lembaga-lembaga lainnya. Kemudian di New Normal semua akan berjalan menuju  perubahan. Di mana ketika New Normal berlangsung pembelajaran akan menjadi  perpaduan antara digital learning dan nondigital learning. Bukan menghilangkan offline, tetapi pencampuran antarkeduanya. Digital learning yang keseluruhan menggunakan teknologi dimanfaatkan sebagai penguat potensi pendidik,  bukan untuk menggantikan pendidik dari profesinya. Karena pada hakikatnya, secanggih apapun teknologi yang berkembang, ketulusan hati dari pendidik adalah kunci terkuat untuk keberhasilan pendidikan. Teknologi hanya sebagai pembantu agar kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan efisien.   Teknologi dan Support System Adanya pandemi ini secara tidak langsung membuat proses pendidikan menjadi bergeser lebih memperdayakan teknologi dan juga proses pembelajarannya tidak hanya tentang penguasaan teori semata namun juga lebih kepada pengaplikasiannya dalam dunia nyata. Hal ini sesuai dengan transformasi pendidikan pada abad-21. Semasa pandemi pembelajaran menjadi sangat beragam, dan lebih memanfaatkan dengan apa yang ada di sekitar untuk dijadikan alternatif pembelajaran. Positifnya, peserta didik menjadi langsung mempraktikkan teori yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Selain itu, esensi pendidikan juga perlahan menunjukkan jati dirinya yaitu dengan memanusiakan manusia. Jiwa solidaritas terpupuk sebab mereka sudah diajarkan untuk berbagi kepada yang membutuhkan dan saling menyemangati satu sama lain, dan itu akan terbawa sampai setelahnya. Faktanya, Indonesia memang telah menduduki peringkat teratas sebagai negara paling dermawan. Semoga semua orang juga turut berempati pada sesama setiap kondisinya. Selain itu hal positif lain yang menjadi New Normal dalam dunia pendidikan adalah ekosistem pendidikan yang lebih kental terasa semenjak pandemi ini.  Orang tua membantu proses pendidikan anak, pendidik menuntut anak untuk terus belajar dan menemukan jati dirinya. Anak semangat mempelajari banyak hal baru karena mendapat dukungan dari orang tua dan pendidik, sistem pendidikanpun semakin menunjukkan support system yang baik guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Jadi, semua support system bekerja sama dan berkolaborasi   dengan efektif dan efisien. Baik dari pendidik, keluarga maupun peserta didik serta Kementerian Pendidikan, civitas akademika, pemangku keputusan dan orang tua semua bekerja sama. Bukan hanya menuntut tapi  juga melakukan kewajibannya. Semua tidak akan sama dengan sedia kala, karena semua pasti ada penyesuaian baru dan adaptasi baru. Sehingga disebut sebagai New Normal, habitat baru yang akan muncul setelah masa-masa ini. Semua akan menuntut kita untuk lebih baik lagi. (*)   *) Penulis adalah anggota KKN MDR ASTAGINA IPMAFA Pati

Baca Juga

Komentar