Kamis, 28 Maret 2024

Klaster SMP Muncul di Jepara, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Tetap Jalan

Budi Santoso
Senin, 30 November 2020 12:09:55
Para siswa mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di Jepara. (MURIANEWS/Budi Erje)
MURIANEWS, Jepara - Munculnya klaster Covid-19 di salah satu SMP swasta di Jepara tak menyurutkan niatan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat menggelar simulasi pembelajaran secara tatap muka, Senin (30/11/2020). Kegiatan simulasi ini sekaligus dilaksanakan dalam rangka Penilian Akhir Semester (PAS) Gasal untuk kelas 7, 8, dan 9 di seluruh SMP yang ada di Jepara. Kepala Disdikpora Jepara, Agus Tri Harjono mengatakan, dari 97 SMP yang ada di Jepara, baik negeri maupun swasta, hanya 73 SMP yang menyatakan kesiapan melakukan simulasi ini. Meski begitu, Agus menyatakan kegiatan tetap dilaksanakan. Dalam hal ini pihaknya sudah meminta agar dilakukan pengawasan secara ketat. Untuk pelaksanaannya, pihaknya juga memjnta dilakukan secara bergilir untuk masing-masing kelas. Sehingga dalam setiap sesi yang berlangsung satu jam, hanya separuh jumlah siswa di tiap kelas yang menjalani kegiatan ini. [caption id="attachment_201482" align="aligncenter" width="880"] Para siswa dicek suhu tubuh sebelum mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption] “Tentu saja kami akan melakukan evaluasi terkait kegiatan ini. Hal ini akan menjadi kajian dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2021 nanti. Termasuk soal kemungkinan terjadi kerumunan sudah kami tegaskan untuk bisa memdapatkan pengawasan,” ujar Agus, Senin (30/11/2020). Sementara itu, Kabid SMP di Disdikpora Jepara, Haryanto menyatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan ketat terhadap 73 SMP negeri dan swasta yang mulai Senin (30/11/2020) ini, melakukan simulasi pembelajaran tatap muka. Kegiatan yang juga dilakukan dalam rangka PAS Gasal 2020 ini akan dilaksanakan selama dua pekan. Pihaknya memastikan akan mengambil sikap tegas jika ada pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi. Pemantauan ini dilakukan untuk memastikan seluruh sekolah mematuhi protokol kesehatan. Tim Satgas Covid-19 kecamatan, ikut melakukan pemantauan ketat terhadap aktivitas ini. Sebelumnya, sampai Minggu (29/11/2020) malam sekitar pukul 23.00 WIB, hanya 66 sekolah yang menyatakan siap mengikuti simulasi ini. Namun pada Senin (30/11/2020) jumlahnya bertambah menjadi 73 sekolah. “Jika ada pelanggaran protokol kesehatan atau ada situasi yang tidak diinginkan di masing-masing satuan pendidikan, keesokan harinya, sekolah dimaksud tidak boleh lagi ikut simulasi. Harus kembali memberlakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh –red). Bahkan jika perkembangan Covid-19 pada tingkat kabupaten memburuk, simulasi di seluruh sekolah langsung dihentikan,” ujar Haryanto, dalam kesempatan yang sama.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar