Kamis, 28 Maret 2024

Tentara Kodim Blora Ini Sukses dari Kerajinan Tongkat Komando, Langganan Perwira Hingga Jenderal

Nathan
Rabu, 18 November 2020 12:05:57
Peltu Edi Eka Tantra menunjukkan tongkat komando buatannya. (MURIANEWS/Priyo)
MURIANEWS, Blora - Masa pandemi tak menjadikan penghalang bagi perajin tongkat komando di Kabupaten Blora ini menyerah. Bahkan menjadikan inspirasi untuk berinovasi membuat karyanya lebih banyak. Di antaranya dengan memproduksi papan nama portabel dan tatakan tongkat komando. Dan omzet perbulanya pun bisa mencapai puluhan  juta rupiah. Edi Eka Tantra, warga Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, salah satu yang menekuni kerajinan ini. Ia yang keseharianya berdinas sebagai anggota Kodim 0721/Blora berpangkat Peltu ini, usai pulang dinas membuat kerajinan tongkat komando. Adanya Covid-19, tak menjadikanya penghalang untuk berinovasi mengembangkan berbagai karya seni tongkat komando. Bahkan di tengah pandemi ini masih banyak mendapat pesanan . Karena setiap ada pergantian pejabat, pasti memesan tongkat komando dari dia. "Bagi saya (pandemi) tidak ada pengaruhnya, karena setiap ganti pimpinan pasti ada yang pesan. Bahkan saya bisa inovasi ke yang lain," kata Edi, Rabu ( 18/11/2020). [caption id="attachment_200781" align="aligncenter" width="880"] Tongkat komando buatan Peltu Edi Eka Tantra dibuat menggunakan kayu pilihan. (MURIANEWS/Priyo)[/caption] Edi mengaku menggeluti kerajinan tongkat komando sejak akhir 2017 lalu. Awalnya ia membuatkan untuk adiknya, yang waktu itu menjadi salah satu komandan bataliyon. Dari situlah tongkat komando buatnya mulai dikenalkan adiknya ke teman temanya. "Sekitar akhir 2017. Waktu itu adik saya menjabat komandan bataliyon. Kemudian saya membuatkan tongkat komando pertama untuk adik saya. Oleh adik saya dipromosikan ke temannya," ujarnya. Hingga kini tongkat komandonya banyak dipesan oleh perwira dari berbagai daeah, hingga luar Jawa seperti Sumatra , Kalimantan sampai Irian Jaya. Kebanyakan yang memesan adalah perwira berpangkat Letnan Kolonel hingga jenderal bintang satu. Mulai dari TNI Angkatan Laut , Darat dan Udara. Serta dari petinggi Polri dan Kejaksaan. Tak jarang pula yang berpangkat jenderal bintang dua. Namun yang memesan biasanya melalui ajudan. "Dari TNI AD, AU dan AL. Dari Polri dan Kejaksaan juga ada. Rata-rata setingkat kolonel biasanya langsung menghubungi saya. Kalau jenderal biasanya lewat ajudan," imbuhnya. Tongkat komando buatnya ini tergolong unik. Karena bahanya bukan dari kayu sembarangan. Ia memilih bahan kayu yang memiliki nilai filosofi, orang Jawa bilang kayu antik yang punya karismatik. Bahkan tongkat buatanya tidak pernah dicat ataupun pelitur. Mengkilapnya alami murni hasil finishing. "Katanya tongkat buatan saya ini rapi, dan keunggulan tongkat saya adalah tanpa polesan. Mengkilapnya alami, murni hasil finishing. Makanya kenapa mereka kembali lagi pesan ke saya," jelas Edi. Ada 25 jenis kayu yang biasa ia gunakan, mulai dari stigi, telogosari, liwung macan dari Merapi, kayu hitam dari Irian Jaya, kayu Kalimosodo dan masih banyak lagi. Kayu-kayu itu ia dapatkan dari komunitas barang atau kayu antik. Akhir-akhir ini ia berinovasi dengan kulit ikan pari. Tongkat yang sudah jadi ia bungkus dengan kulit ikan pari, sehingga tampak berpendar jika terkena sinar. Dan inovasinya itu ternyata membuat ia banjir order. "Harganya relatif mulai dari Rp 1,8 juta hingga Rp 7 jutaan. Tergantung bahan dan tingkat kesulitan," pungkasnya.   Kontributor: Priyo Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar