Jumat, 29 Maret 2024

Pasar Ampiran Kampung Budaya Piji Wetan, Uang Rupiah Diganti Koin Kayu

Vega Ma'arijil Ula
Minggu, 15 November 2020 13:16:03
Pasar Ampiran di Kampung Budaya Piji Wetan. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
MURIANEWS, Kudus - Salah satu yang cukup menarik dari Kampung Budaya Piji Wetan, di Kecamatan Dawe, Kudus yakni Pasar Ampiran. Di sini untuk bertransaksi tidak menggunakan uang rupiah. Pengunjung harus menggunakan koin kayu untuk membeli berbagai penganan tradisional yang dijajakan di tempat tersebut. Untuk mendapatkan koin kayu ini, pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya di loket yang telah tersedia. Ada tiga paket uang koin yang bisa dibeli oleh pengunjung. Untuk pembelian Rp 20 ribu, pengunjung diberi lima koin kayu yang nilainya terdiri daru 10, 5, 3, 2, dan 1. [caption id="attachment_200557" align="aligncenter" width="880"] Pengunjung menunjukkan koin kayu yang digunakan untuk bertransaksi di Pasar Ampiran. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] Lalu, untuk pembelian Rp 10 ribu pengunjung mendapatkan empat koin kayu. Yakni 5, 3, 2, dan 1. Pembeli juga bisa menukar pecahan Rp 5 ribu dengan koin kayu 2 dan 1. Dari pengamatan MURIANEWS di lokasi, terdapat beberapa stan makanan. Mulai dari sego godong jati, telur puyuh, sego aking, daun kelor, sego wiwit, dan sego pager mangkok. Di sebelah timur Pasar Ampiran itu juga terdapat Panggung Ngepringan yang digunakan untuk pementasan Terbang Papat dan legenda Dukuh Bakaran. Baca: Pasar Ampiran Tandai Peluncuran Kampung Budaya Piji Wetan Kudus Menurut Koordinator Launching Kampung budaya Piji Wetan, Muhammad Farid, koin kayu tersebut disesuaikan dengan nominal harga makanan yang dijual di Pasar Ampiran. "Masyarakat bisa menukar uang rupiah dengan koin kayu di stan registrasi yang sudah kami sediakan," katanya, Minggu (15/11/2020). Menurutnya, tujuan adanya Pasar Ampiran itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. "Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi di Kampung Piji Wetan," imbuhnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar