Jumat, 29 Maret 2024

Masih Ada Usaha Tahu di Ploso Kudus Belum Punya IPAL, Limbah Mengalir ke Sungai

Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 5 November 2020 14:10:03
Proses pengolahan tahu di salah satu usaha yang ada di Desa Ploso, Jati, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)
MURIANEWS, Kudus – Desa Poloso, Kecamatan Jati, menjadi sentra industri tahu di Kabupaten Kudus. Di desa ini ada 20 pengusaha yang tiap harinya memproduksi tahu, untuk disalurkan ke sejumlah daerah. Dari 20 usaha pembuatan tahu itu, masih ada di antaranya yang belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Alhasil, limbah produksi dialirkan ke Sungai Gelis, sebelum melalui proses pengolahan limbah. Ditemui di Balai Desa Ploso, Kepala Desa Ploso Mas'ud mengatakan, dari 20 pengusaha tahu, tujuh di antaranya memang belum mempunyai IPAL. "Dari 20 pengusaha tahu, sepuluh sudah dibantu pemda terkait pembuatan IPAL. Tiga lainnya buat IPAL secara mandiri. Yang tujuh sisanya belum punya," katanya pada MURIANEWS, Kamis (05/11/2020). Mas'ud tidak menampik usaha tahu yang belum mempunyai IPAL tersebut membung limbah langsung ke Sungai Gelis. "Kami sudah ingatkan. Tapi kami juga belum ada solusi. Kalau saya minta mereka buat IPAL juga biayanya enggak murah sekitar Rp 5 jutaan," terangnya. [caption id="attachment_199691" align="aligncenter" width="880"] Pekerja sibuk membuat tahu di tempat usaha milik Sholeh di Jalan Mayor Basuno Desa Ploso. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] Dia menambahkan, pada 2021 mendatang pihaknya bakal mengajukan permohonan bantuan IPAL ke pemerintah. Sehingga bisa menjadi solusi terkait masalah limbah tersebut. MURIANEWS juga mendatangi pengusaha tahu yang sudah memiliki IPAL. Namanya Sholeh. Lokasinya di Jalan Mayor Basuno, tepatnya di sebelah barat Makam Ploso. Menurutnya IPAL sudah dibangun sejak dua tahun yang lalu. Saat itu dia diimbau oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus agar membuat IPAL. Isntalasi tersebut dibuatnya secara mandiri. Dia bahkan mempersilakan MURIANEWS masuk ke tempat pembuatan tahu dan menunjukkan IPAL yang dimilikinya. "Di sini IPALnya enggak kelihatan soalnya ditanam (di bawah tanah). Kedalamannya tiga meter, panjangnya enam meter, lebarnya tiga meter," katanya. Sholeh menambahkan, limbah dari proses pembuatan tahu disaring sebanyak tiga kali sebelum dialirkan ke Sungai Gelis. "Limbah tahu masuk di penyaringan pertama itu masih keruh, terus masuk penyaringan kedua agak bening, dan yang ketiga sudah bening terus langsung dialirkan ke Kali Gelis," imbuhnya. Terpisah, Sekretaris Dinas PKPLH Kudus Rofiatun saat ditanya tentang tujuh pengusaha tahu yang belum memiliki IPAL, pihaknya mengaku terus melakukan pembinaan. "Penyediaan IPAL itu kewajiban pengusaha. Kami hanya memberikan pembinaan dan pengawasan," terangnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar