Jumat, 29 Maret 2024

Saling Jaga dan Menguatkan Tetangga Jadi Senjata Desa Rendeng Kudus Perangi Corona

Anggara Jiwandhana
Rabu, 4 November 2020 13:16:48
Salah seorang warga tengah menggantungkan bahan pangan di pojok centelan RW 1 Desa Rendeng, Kudus (MURIANEWS/Angara Jiwandhana)
MURIANEWS, Kudus – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan masyarakat di Jawa Tengah untuk mengimplementasikan progam Jogo Tonggo. Progam tersebut merupakan progam pencegahan penularan Covid-19 di tingkat desa hingga satuan terkecil yakni RT. Selain untuk mencegah penularan virus corona, progam tersebut juga ditujukan untuk menanggulangi dampak pandemi virus corona dengan konsep kepedulian dan kebersamaan. Progam tersebut pun menjadi primadona dan terbilang sukses dilakukan di sejumlah desa-desa di Jawa Tengah. Tak terkecuali, di RW 1 Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Progam yang didasari prinsip saling menjaga dan saling menguatkan bersama tersebut, kini telah membantu banyak warganya. Mulai dari yang terdampak secara finansial, hingga segi kesehatan dan psikisnya. Progam-progam khusus untuk mengimplementasikan kedua prinsip tersebut pun diciptakan. Progamnya tak melulu tentang penyemprotan disinfektan dan sosialisasi protokol kesehatan. Para relawan Jogo Tonggo di desa ini membuat progam yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung. Mulai dari uluran tangan kepada pasien corona, hingga progam ‘centelan’ yang bisa membantu warga-warga yang kesusahan dalam hal ketahanan pangan. [caption id="attachment_199574" align="aligncenter" width="880"] Warga memeriksa kolam lele yang digunakan sebagai bagian penguatan Jogo Tonggo di Desa Rendeng. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] Salah satu relawannya, Benny Haryanto mengatakan progam Jogo Tonggo sedikit banyak mengubah sikap warga di RW 1 khususnya selama masa pandemi seperti ini. Selain tambah peduli dengan kesehatan, warga juga semakin kompak dalam bermasyarakat dan menjaga sesama. “Dulu sempat ada perselisihan karena sebuah tower, kini dengan adanya progam Jogo Tonggo semuanya seolah memulai dari awal kembali, saling menjaga,” kata dia ketika ditemui MURIANEWS di posko relawan Jogo Tonggo, Rabu (4/11/2020).
 
View this post on Instagram
 

A post shared by MURIANEWS (@murianewscom) on

Selama penerapannya pula, banyak warga silih berganti membantu sesama. Mulai dari mengisi centelan dengan aneka kebutuhan yang bermanfaat, hingga saling membatu apabila ada pasien corona kurang mampu yang tengah menjalani isolasi mandiri. “Sempat ada yang dibantu dari awal sampai sembuh, karena memang dari segi ekonomi kurang mampu. Satgas Jogo Tonggo sendiri terus memantau, menanyakan kebutuhan mereka dan mencoba mencukupi semampunya,” tambah dia. Suatu ketika pula, kata Benny, ada warga Yogyakarta yang harus dimakamkan dengan protokol kesehatan dan kebetulan bermukim di Desa Rendeng.  Karena tak ada keluarga, akhirnya para warga yang mengurus lokasi pemakamannya. “Sampai saat ini, keluarganya malah berbaik hati dengan para relawan, mulai dari membawakan makanan hingga hal-hal baik lainnya. Centelan juga walau tak tiap hari terisi, selalu ada warga yang menyumbang,” ucapnya. Benny menerangkan, secara keseluruhan konsep Jogo Tonggo memang sangat diperlukan di tengah pandemi seperti ini. Sehingga bisa saling menguatkan dan membantu antar sesama warga. Hingga akhirnya bisa bangkit bersama. “Semuanya melakukannya dengan ikhlas, semua demi kebangkitan bersama,” tandasnya. https://youtu.be/_qHxb1D4g6k Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar