Jumat, 29 Maret 2024

Tingkatkan Kualitas Garam Lokal, Pati Butuh Washing Plant

Cholis Anwar
Kamis, 29 Oktober 2020 14:11:23
Petani garam memisahkan garam yang masih basah dan yang sudah kering di tambak. (MURIANEWS/Cholis Anwar)
MURIANEWS, Pati - Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, harga garam lokal di Kabupaten Pati terus mengalami kemerosotan. Selain karena kadar natrium klorida (NaCl) rendah, anomali cuaca sering kali menjadi pemicu anjloknya harga di tingkat petani. Untuk itu, perlu adanya rekayasa teknologi yang mampu meningkatkan NaCl garam rakyat ini. Sehingga industri besar dapat menyerap garam petani. Salah satunya adalah dengan membuat washing plant atau pencucian garam untuk peningkatan NaCl. Kabid Pengelolaan dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Kabupaten Pati Johanes Harnoko mengatakan, Pati sebenarnya sudah mulai membangun washing plant tersebut. Lokasinya berada di wilayah Kecamatan Batangan. "Proses pembangunannya sudah berjalan. Tapi karena anggarannya dipangkas untuk penanganan covid, pengerjaan sedikit terhambat," katanya. Menurutnya, dengan adanya washing plan ini garam petani dengan kadar NaCl rendah, atau setidaknya 80 persen, nantinya akan diolah kembali sehingga natrium klorida bisa mencapai minimum 97 persen. Untuk kapastiasnya sendiri, diakui washing plan dapat mengolah hingga 20 ribu ton garam per hari. Dengan produksi petani garam di Pati yang mencapai 350 ribu ton per tahun, setidaknya teknologi terbarukan tersebut dapat menjadi solusi. "Kalau sudah masuk washing plan, kualitas garam sudah setara dengan garam industri. Dengan begitu, garam lokal bisa diserap industri besar melalui washing plant," ungkapnya. Kendati demikian, pembangunan washing plan itu bukan tanpa kendala. Harnoko mengakui, apabila nanti pencucian garam itu sudah beroperasi, maka untuk biaya operasionalnya mencapai Rp 100 juta per bulan. Sehingga ini cukup menyulitkan juga bagi pihak dinas. "Biaya operasional yang begitu besar, ini menjadi catatan kami. Apakah nantinya akan dikelola oleh kelompok petani garam, pihak denas atau ada pihak ketiga. Ini yang masih kami cari soluasinya," tutup Harnoko.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar